Untungnya, dalam kebanyakan kasus, diare akibat antibiotik dilaporkan dapat sembuh dengan cepat setelah penggunaan obat tersebut dihentikan.
Tapi, siapa saja harus berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum berhenti mengonsumsi antibiotik yang diresepkan.
Baca juga: 7 Penyebab Diare Berdarah yang Perlu Diwaspadai
Pada sejumlah kecil (1-3 persen) orang dewasa yang sehat, dapat ditemukan bakteri Clostridioides difficile (C. difficile atau C. diff) hidup di usus besar.
Pada sebagian kecil dari orang-orang tersebut, C. difficile mungkin mulai berkembang biak dan mengambil alih usus besar setelah minum antibiotik.
Sayangnya, C. difficile adalah bakteri penghasil racun yang dapat menyebabkan diare terkait antibiotik yang lebih serius.
Melansir Mayo Clinic, selain menyebabkan tinja yang encer dan BAB yang lebih sering, infeksi C. difficile dapat menyebabkan berbagai keluhan berikut:
Siapa saja penting untuk dapat menghubungi dokter segera jika memiliki tanda dan gejala yang serius dari diare terkait antibiotik.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Diare Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
Sementara antibiotik apa pun dapat menyebabkan diare ringan maupun infeksi C. difficile, beberapa memiliki risiko lebih tinggi untuk melakukannya daripada yang lain.
Antibiotik yang diformulasikan untuk membunuh berbagai macam bakteri (baik dan buruk) lebih mungkin memiliki efek ini.
Antibiotik yang paling terkait dengan diare, yakni:
Sedangkan antbiotik dengan risiko sedang bisa menyebabkan diare di antaranya, yakni:
Sedangkan antbiotik dengan risiko sedang menyebabkan diare, termasuk:
Sementara, tetracycline tidak menunjukkan peningkatan risiko diare.
Baca juga: 10 Cara Mengobati Sakit Tenggorokan Secara Alami
Probiotik adalah bakteri baik yang dapat membantu meningkatkan kesehatan usus.
Selain yang berada di dalam tubuh, probiotik dapat dikonsumsi dalam yogurt, makanan fermentasi, dan suplemen.