Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/11/2021, 20:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sedangkan bruxism sekunder adalah jenis bruxism yang terjadi sebagai akibat dari kondisi atau keadaan medis lain.

Baca juga: 17 Penyebab Gusi Berdarah dan Cara Mengatasinya

Berikut ini adalah beberapa faktor risiko penyebab menggertakkan gigi saat tidur baik pada kasus bruxism primer maupun bruxism sekunder:

1. Tumbuh gigi

Dilansir dari Medical News Today, bruxism umum terjadi pada anak kecil.

Kondisi ini biasanya terjadi ketika gigi mereka tumbuh.

Namun, karena gigi dan rahang tumbuh dengan cepat selama masa kanak-kanak, bruxism biasanya sembuh dengan sendirinya tanpa menyebabkan kerusakan permanen.

2. Gigitan yang tidak sejajar

Pada beberapa orang, bruxism dapat terjadi karena gigitan seseorang tidak normal atau memiliki gigi yang tidak selaras dan hilang.

Iritasi di mulut juga dapat menjadi penyebab menggertakkan gigi atau clenching (mengatupkan gigi dengan tekanan).

3. Stres

Stres adalah salah satu penyebab utama bruxism pada orang dewasa, apakah itu terjadi saat tidur atau saat bangun.

Baca juga: 8 Makanan untuk Meningkatkan Hormon Serotonin, Bikin Mood Lebih baik

Sebuah tinjauan sistematis pada 2020 menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara stres dan bruxism.

Tetapi penelitian lebih lanjut dianggap masih diperlukan untuk memahami hubungan tersebut.

4. Merokok, konsumsi alkohol, dan kafein

Sebuah tinjauan pada 2016 dari penelitian sebelumnya menemukan bahwa penggunaan zat-zat ini juga dikaitkan dengan bruxism.

Orang-orang yang merokok atau minum alkohol secara teratur sekitar dua kali lebih mungkin mengalami bruxism.

Sementara, orang-orang yang minum lebih dari 8 cangkir kopi per hari 1,5 kali lebih mungkin memiliki burxims.

5. Kondisi kesehatan mental

Kondisi kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi telah dikaitkan dengan bruxism.

Relasi ini mungkin sebagian disebabkan oleh stres yang dapat berkontribusi pada bruxism.

Baca juga: Capek dengan Pandemi? Ini Cara Mengatasi Pandemic Fatigue Saran Psikolog

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com