Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Prosedur Cuci Darah untuk Pasien Gagal Ginjal

Kompas.com - 09/12/2021, 11:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

Sebelum memulai dialisis peritoneal, pasien memerlukan prosedur bedah kecil untuk memasukkan kateter ke dalam perut. 

Ada dua tipe utama dialisis peritoneal:

  • Continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) tidak memerlukan mesin, dan pasien atau pengasuh dapat melakukannya. Dialisat dibiarkan di perut hingga 8 jam dan kemudian langsung diganti dengan larutan baru. Ini terjadi setiap hari, empat atau lima kali sehari.
  • Dialisis peritoneal siklik berkelanjutan (CCPD), atau dialisis peritoneal otomatis menggunakan mesin untuk bertukar cairan. Hal ini umumnya dilakukan setiap malam, saat pasien tidur. Setiap sesi berlangsung dari 10 hingga 12 jam. Setelah menghabiskan malam menempel pada mesin, kebanyakan orang menyimpan cairan di dalam perut mereka di siang hari. Beberapa pasien mungkin memerlukan pertukaran lain di siang hari.

Dialisis peritoneal adalah pilihan yang cocok untuk pasien yang menganggap hemodialisis terlalu melelahkan, seperti orang tua, bayi, dan anak-anak. Bisa dilakukan sambil jalan-jalan, jadi lebih nyaman buat yang kerja atau sekolah.

Baca juga: Gejala Anemia pada Pasien Gagal Ginjal Kronis

Dialisis sementara

Kadang-kadang dialisis diberikan untuk jangka waktu terbatas.

Orang-orang yang mungkin mendapat manfaat dari dialisis sementara termasuk mereka yang:

  • Memiliki kondisi ginjal yang tiba-tiba, atau akut
  • Telah mengonsumsi zat beracun atau overdosis obat
  • Pernah mengalami cedera traumatis pada ginjal
  • Memiliki penyakit jantung kronis

Risiko dan komplikasi meliputi:

  • hipotensi
  • kram
  • mual dan muntah
  • sakit kepala
  • sakit dada
  • sakit punggung
  • rasa gatal
  • demam dan menggigil

Dalam beberapa kasus, ginjal pulih dan tidak memerlukan perawatan lebih lanjut.

Apakah dialisis menggantikan ginjal?

Dialisis membantu pasien gagal ginjal, tetapi tidak seefisien ginjal normal.

Pasien yang menerima dialisis perlu berhati-hati tentang apa dan berapa banyak yang mereka minum dan makan.

Selain itu, mereka juga perlu minum obat.

Banyak orang yang menjalani cuci darah dapat bekerja, menjalani kehidupan normal, dan bepergian, selama pengobatan cuci darah memungkinkan di tempat tujuan.

Wanita yang menjalani cuci darah biasanya mengalami kesulitan untuk hamil.

Akan ada tingkat produk limbah yang lebih tinggi di dalam tubuh dibandingkan dengan ginjal normal. Ini mengganggu kesuburan.

Wanita yang hamil saat menjalani dialisis mungkin akan membutuhkan peningkatan dialisis selama kehamilan.

Jika seorang wanita memiliki transplantasi ginjal yang berhasil, kesuburannya akan kembali normal.

Dialisis juga dapat memiliki beberapa efek pada kesuburan pria meskipun tidak separah wanita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau