KOMPAS.com - Perempuan lebih mudah mengalami depresi daripada laki-laki.
Menurut salah seorang ahli kesehatan jiwa, dr. Nalini Muhdi, Sp.KJ(K), FISCM, perempuan 1,5 hingga 3 kali lipat berisiko lebih banyak mengalami depresi daripada pria.
Namun, angka tersebut memang masih diperdebatkan karena jumlah laki-laki yang terdata masih cukup terbatas.
Baca juga: 4 Tanda Awal Depresi yang Harus Diwaspadai
Meski demikian, dalam acara Kupas Tuntas Mengenai Depresi yang diadakan secara daring oleh Johnson & Johnson tersebut, ia mengungkapkan bahwa ada empat alasan perempuan mudah mengalami depresi, yakni sebagai berikut:
Di samping itu, depresi yang dialami oleh perempuan disebabkan oleh pengaruh hormon karena kondisi-kondisi berikut:
Nalini pun lebih lanjut menjelaskan ketika depresi tidak diobati, hal ini dapat berkembang menjadi depresi mayor, bipolar, dan depresi kronis.
Depresi memasuki fase depresi mayor ketika gejala yang timbul adalah sebagai berikut:
Baca juga: Ibu Baru, Kenali Beda Gejala Baby Blues dan Depresi Pascapersalinan
Gejala tersebut biasanya terjadi dalam periode dua minggu dan menyebabkan distres atau hendaya signifikan pada aspek sosial, pekerjaan, dan area lainnya.
Uniknya, meskipun depresi pada perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, angka bunuh diri yang terjadi malah banyak dialami oleh laki-laki daripada perempuan.
Menurut Sample Registration Survey yang dipaparkan oleh Nalini, setiap tahun terjadi 1800 kasus bunuh diri di Indonesia karena depresi.
Dengan demikian, ada lima orang yang melakukan bunuh diri setiap harinya.
Dari angka tersebut, 29 persen di antaranya adalah perempuan, sedangkan sisanya, yakni 71 persen, adalah laki-laki.
Nalini pun menyarankan beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya bunuh diri karena depresi, yakni sebagai berikut: