Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/12/2021, 17:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Hingga saat ini terdapat beberapa laporan kasus kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang serius, antara lain:

  • Miokarditis atau perikarditis: peradangan pada otot jantung (miokarditis) dan selaput jantung (perikarditis).
  • Guillain-Barre Syndrome: kondisi langka yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang sistem saraf.
  • Trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS): terbentuknya gumpalan darah (trombosis) di pembuluh darah arteri dengan jumlah keping darah (trombosit) rendah.

Baca juga: Minum Paracetamol setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Boleh atau Tidak?

Namun demikian, kasus KIPI di atas sangat jarang dan risiko untuk mengalami sakit berat jauh lebih besar pada individu yang belum mendapat vaksinasi Covid-19.

Jika orangtua atau anak memiliki kekhawatiran seputar vaksinasi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan terpercaya.

IDAI telah merekomendasikan pemberian vaksinasi Covid-19 pada khususnya jenis Coronavac pada anak golongan usia 6 tahun ke atas.

Pemberian vaksin Coronavac dilakukan secara intramuskular dengan dosis 3ug (0,5 ml) sebanyak 2 kali pemberian dengan jarak dosisi pertama ke dosis kedua yaitu 4 minggu.

Mengutip USA Today, FDA menyatakan tidak menemukan efek samping serius yang terkait dengan vaksin Covid-19.

Untuk anak-anak, risiko kematian akibat Covid-19 rendah. Namun, data kesehatan masyarakat menunjukkan bahwa mereka belum sepenuhnya terhindar dari Covid-19.

"Dengan memvaksinasi anak-anak berusia 5 tahun ke atas, kami dapat membantu melindungi mereka dari tertular Covid-19 dan melindungi mereka dari penyakit parah, rawat inap, atau komplikasi jangka panjang Covid-19," Scott Pauley, juru bicara CDC, kata dalam email.

Baca juga: Benarkah Vaksin Covid-19 Berpengaruh Pada Kesuburan Pria?

3. Pengecualian vaksin Covid-19 untuk anak

Mengutip berita Kompas.com sebelumnya, IDAI mengingatkan bahwa vaksinasi Covid-19 anak tidak direkomendasikan dengan kondisi sebagai berikut:

  • Anak defisien imun primer
  • Anak menderita penyakit autoimun tidak terkontrol
  • Anak menderita penyakit Guillain-Barre Syndrome
  • Anak dengan kanker yang sedang menjalani kemoterapi/radioterapi
  • Anak yang menjalani pengobatan imunosupresan/sitostatika berat
  • Anak demam 37,5 Celcius atau lebih
  • Anak baru sembuh Covid-19 kurang dari 3 bulan
  • Anak dengan hipertensi
  • Anak dengan diabetes melitus
  • Anak dengan penyakit kronis
  • Anak dengan kelainan kongenital yang tidak terkendali

Rekomendasi IDAI tersebut juga memberi catatan bahwa vaksinasi Covid-19 bagi anak dengan kanker dalam fase pemeliharaan, penyakit kronis atau autoimun yang terkontrol, dapat berkonsultasi telebih dahulu dengan dokter yang bertanggung jawab.

Baca juga: Sudah Ada Vaksin Covid-19, Haruskah Kita Mendapatkan Vaksin Flu?

4. Vaksin Covid-19 tidak menyebabkan masalah kesuburan

Vaksin Covid-19 tidak menstimuli masalah kesuburan pada wanita maupun pria.

Mengutip situs resmi IDAI, tidak ada bukti yang sahih bahwa vaksinasi Covid-19 dapat menyebabkan gangguan kesuburan (infertilitas).

Vaksinasi Covid-19 bahkan direkomendasikan bagi wanita hamil, menyusui atau pun individu dalam rentang usia reproduksi.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga menyatakan dalam situs resminya bahwa

Tidak ada bukti bahwa bahan vaksin Covid-19 akan menyebabkan masalah kehamilan di masa depan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau