Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahap Motorik Halus Anak Usia 0-5 Tahun dan Cara Menstimulasinya

Kompas.com - 26/12/2021, 08:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Penting bagi orangtua untuk melatih perkembangan motorik halus anak di usia 0-5 tahun agar dapat mandiri ke depannya.

Mengutip Healthline, motorik halus adalah kelompok otot kecil di tangan, jari, dan pergelangan tangan anak.

Perkembangan motorik halus ini sangat penting karena memungkinkan anak mulai melakukan tugas sederhana untuk merawat diri tanpa bantuan, seperti:

  • Menyikat gigi
  • Makan
  • Menulis
  • Berpakaian

Baca juga: Mengenal Gejala dan Penyebab GERD pada Bayi dan Anak

Biasanya anak mengembangkan keterampilan motorik halus tertentu di usia tertentu.

Selain itu, tidak semua anak mencapai keterampilan tertentu pada usia yang sama.

Mengutip IDAI, kisaran waktu pencapaian tiap tahap perkembangan anak umumnya cukup besar.

Misalnya, seorang anak dikatakan normal jika ia dapat berjalan di kisaran usia 10 hingga 18 bulan.

Sehingga, seringkali terjadi perbedaan perkembangan di antara anak yang seusia.

Secara umum, mengutip Kementerian Kesehatan perkembangan motorik halus anak dibagi menjagi beberapa tahap sebagai berikut:

Anak usia 0-3 bulan

  • Melihat dan menatap wajah orang di dekatnya.

Baca juga: 13 Tahapan Tumbuh Kembang Anak 5 Tahun

Anak usia 3-6 bulan

  • Menggenggam pensil.
  • Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
  • Memegang tangannya sendiri.
  • Berusaha memperluas pandangan.
  • Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.

Anak usia 6-9 bulan

  • Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain.
  • Memungut 2 benda, masing-masing lengan pegang 1 benda pada saat yang
  • bersamaan.
  • Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.

Anak usia 9-12 bulan

  • Mengangkat benda ke posisi berdiri.
  • Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan.
  • Mengenggam erat pensil.
  • Memasukkan benda ke mulut.

Baca juga: Kenapa Vaksin Covid-19 Penting untuk Orang Dewasa maupun Anak-anak?

Anak usia 12-18 bulan

  • Menumpuk 2 kubus.
  • Memasukkan kubus di kotak.
  • Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek.
  • Bisa menarik tangan orang di dekatnya.

Anak usia 18 bulan - 2 tahun

  • Bertepuk tangan, melambai-lambai.
  • Menumpuk 4 buah kubus.
  • Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
  • Menggelindingkan bola kearah sasaran.

Anak usia 2-3 tahun

  • Mencoret-coret pensil pada kertas.
  • Dapat menunjukkan 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta.
  • Bisa membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta.

Baca juga: 17 Tahapan Tumbuh Kembang Anak 4 Tahun

Anak usia 3-4 tahun

  • Menggambar garis lurus.
  • Menumpuk 8 buah kubus.
  • Mengenal 2-4 warnah.

Anak usia 4-5 tahun

  • Menggambar tanda silang.
  • Menggambar lingkaran.
  • Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.
  • Mengancing baju sendiri atau pakian boneka.

Anak usia 5-6 tahun

  • Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap
  • Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.
  • Menggambar segi empat.

Baca juga: 5 Fakta Vaksin Covid-19 untuk Anak

Stimulasi motorik halus

Dokter Desy Kurniawati Tandiyo dari RS Indriati Solo Baru dalam acara webinar "Tips Simulasi Kecerdasan Otak, Bahasa, dan Perkembangan Sensorik Motorik pada Anak 1-5 Tahun" menyebutkan beberapa mainan dan kegiatan yang bisa menstimulasi tumbuh kembang anak.

"Kita membutuhkan stimulasi. Usia 1-5 tahun kita berikan stimulasi untuk melatih koordinasi motorik kasar, halus, bicara, dan personal sosial anak," kata Dr Desy pada Sabtu (18/12/2021).

"Mulai usia 3 tahun penting untuk anak bermain dengan anak lain seumurannya," tambah Dr Desy. 

Ada pun beberapa mainan dan kegiatan yang disarankan Dr Desy untuk meningkatkan perkembangan motorik halus anak 0-5 tahun, meliputi: 

  1. Bermain balok yang bisa mengasah dan melatih koordinasi motorik anak.
  2. Beri anak mainan yang bisa dipegang dan bergerak (ditarik atau didorong), seperti mobil atau truk mainan.  
  3. Ajak anak bermain lempar dan tangkap bola secara 2 arah. 
  4. Kenalkan anak dengan krayon atau pensil warna untuk digenggam dan membuat coretan garis dan bentuk lainnya di atas kertas. 
  5. Beri anak permainan atau tugas sederhana untuk menunjukkan suatu objek atau mengambil suatu benda. 

"Selebihnya biarkan anak melakukan aktivitas secara bebas seperti yang dia mau untuk mengeksplorasi diri," tutur Dr Desy. 

Mengutip Kementerian Kesehatan, dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan orangtua, yaitu:

  1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
  2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku orang-orang terdekatnya.
  3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
  4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bemyanyi, bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan, dan tidak ada hukuman.
  5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak.
  6. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman, dan ada di sekitar anak.
  7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
  8. Beri anak pujian, bahkan hadiah, karena keberhasilannya.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun, Kenali Efek Sampingnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau