Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecanduan Operasi Plastik: Penyebab, Gejala, dan Risikonya

Kompas.com - 28/12/2021, 08:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

  • Merasa perlu untuk menutupi, menyembunyikan bagian tertentu dari penampilan diri.
  • Menolak peluang penting karena penampilan.
  • Terus-menerus mencari pengakuan dari orang lain.
  • Secara kompulsif memeriksa cermin atau melihat foto untuk memeriksa penampilannya.
  • Percaya bahwa mengubah cacat eksternal akan memicu perubahan internal (lebih banyak kebahagiaan, kepercayaan diri, cinta).

Selain itu, gejala gangguan dismorfik tubuh bisa juga terjadi karena adanya trauma masa kecil, seperti perundungan.

Trauma masa kecil dapat sangat memengaruhi rasa aman dan kemampuan seseorang mengendalikan diri di dunia.

Mengutip Addiction Center, operasi plastik tidak menyelesaikan kecanduannya selama masalah psikologis yang mendasarinya tidak teratasi.

Operasi plastik sebenarnya membuat orang tersebut menjadi lebih buruk dari sebelumnya, karena orang dengan gangguan dismorfik tubuh sering kali memiliki harapan yang tidak realistis tentang hasilnya.

Terapi dan dukungan sosial adalah jawaban untuk mengatasi gangguan dismorfik tubuh. Operasi plastik bukanlah jawabannya.

Baca juga: 6 Fakta Seputar Operasi Katarak, dari Persiapan sampai Setelah Operasi

Gejala kecanduan operasi plastik

Mengutip Everyday Health, seseorang dapat dikenali menderita kecanduan operasi plastik sebagai berikut:

  • Memiliki harapan yang sangat tidak realistis tentang operasi plastiknya. Berpikir itu akan mempengaruhi hubungan dengan pasangan lebih baik atau akan memberikan pekerjaan dengan gaji lebih tinggi.
  • Mungkin awalnya puas dengan prosedur yang telah dilakukan, tetapi "tiba-tiba menyadari" ada fitur lain dari wajahnya yang dianggap "cacat" dan menginginkan operasi lainnya.

Mengutip Choosing Theraphy, kecanduan operasi plastik juga menunjukkan gejala berupa kesulitan dalam menjalin hubungan dengan pasangan atau orang lain.

Baca juga: Kapan Penderita Asam Urat Perlu Melakukan Operasi?

Risiko kecanduan operasi plastik

Risiko kesehatan fisik

Mengutip Addiction Center, sekali operasi plastik mungkin akan memberikan hasil yang baik-baik saja awalnya, tetapi berkali-kali operasi plastik dapat memberikan risiko kesehatan yang tidak diinginkan. Di antaranya yaitu:

  • Pembekuan darah.
  • Bekas luka, memar, dan bengkak.
  • Otot-otot rusak.
  • Pendarahan berlebihan.
  • Kerusakan saraf.
  • Kematian jaringan.
  • Infeksi, termasuk pneumonia.
  • Risiko anestesi (termasuk syok, gagal napas, alergi, dan henti jantung).

Risiko kesehatan mental

Mengutip Choosing Theraphy, kecanduan operasi plastik dapat memperburuk gangguan dismorfik tubuh, gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan makan.

Individu yang tidak pernah merasa sepenuhnya puas dengan penampilan mereka, menyebabkannya semakin menganggap buruk harga dirinya.

Mereka yang memiliki ciri sering mempelajari prosedur bedah baru, mencari ahli bedah baru, dan melakukan operasi plastik baru, seiring waktu semakin tenggelam dalam persepsi harga dirinya yang buruk, rasa malu, dan kesepian.

Baca juga: 3 Cara Mengobati Katarak, Tak Selalu Perlu Operasi

Risiko penyalahgunaan zat adiktif

Mengutip Addiction Center, seseorang yang kecanduan operasi plastik juga bisa terjebak dalam penyalahgunaan narkoba atau zat adiktif.

Setelah operasi plastik mungkin mengharuskan seseorang untuk menggunakan obat adiktif untuk menghilangkan rasa sakit mereka.

Jika seseorang berulang kali menjalani operasi plastik, mereka juga dapat berulang kali memaparkan diri mereka pada resep Opioid dan dengan demikian berisiko mengalami kecanduan Opioid.

Kecanduan Opioid, baik legal maupun ilegal, membunuh ratusan orang.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau