Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/01/2022, 16:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Daging mentah sebenarnya sudah umum menjadi menu di beberapa negara, seperti beberapa jenis sushi dari Jepang dan carpaccio dari Italia.

Bahkan ada jenis diet yang menganjurkan untuk makan daging mentah sebagai cara mendapatkan berat badan ideal.

Meski begitu, ada risiko penyakit yang harus diwaspadai oleh para penikmat makanan daging mentah, seperti keracunan karena parasit yang menempel di daging hewan.

Baca juga: Hobi Konsumsi Daging Mentah, Waspadai Brucellosis

Risiko penyakit dari makan daging mentah

Mengutip Healthline, saat makan daging mentah kita harus mewaspadai sejumlah bakteri, virus, parasit, atau racun, di dalamnya yang menyebabkan penyakit.

Patogen yang umum terdapat dalam daging mentah itu meliputi Salmonella, Clostridium perfringens, E coli, Listeria monocytogenes, dan Campylobacter.

  • Salmonella

Mengutip WebMD, salmonella adalah bakteri yang menyebabkan sakit perut, diare, demam, serta nyeri dan kram di perut.

Bakteri ini tidak dapat dilihat, dicium, atau dirasakan.

Salmonella biasa ditemukan di daging mentah, seperti ayam, kalkun, bebek, sapi, dan babi.

  • Clostridium perfringens

Mengutip CDC, Clostridium perfringens adalah bakteri yang sering menyebabkan keracunan dengan gejala diare dan kram perut.

Clostridium perfringens sering ditemukan bersarang di beragam daging hewan berkaki 4 dan unggas.

Bakteri ini suka membuat spora yang bertindak seperti lapisan pelindung yang membantu bakteri bertahan hidup dan berkembang biak.

Setelah seseorang menelan bakteri Clostridium perfringens dari daging mentah, maka toksin (racun) akan dihasilkan yang menyebabkan ia diare.

Baca juga: Waspadai, Ini Bahaya Makan Daging Ayam yang Belum Matang

  • E coli

Mengutip Medical News Today, E coli bisa menyebabkan sakit diare, sakit perut, demam, dan terkadang muntah.

Bahkan ada yang menyebabkan infeksi saluran kemih, penyakit pernapasan, pneumonia, dan meningitis.

Bakteri yang biasa ditemukan di usus organisme berdarah panas, seperti unggas dan mamalia.

Mengutip Men's Health, pakar keamanan pangan Jeff Nelken mengatakan banyak orang salah percaya bahwa daging ayam adalah satu-satunya yang tidak aman dikonsumsi mentah.

Pada kenyataannya, daging babi dan sapi memiliki risiko lebih besar untuk membawa E coli.

  • Listeria monocytogenes

Mengutip CDC, Listeria monocytogenes adalah bakteri penyebab infeksi serius yang disebut Listeriosis.

Gejalanya bisa termasuk sakit kepala, leher kaku, kebingungan, kehilangan keseimbangan, dan kejang-kejang selain demam dan nyeri otot.

Infeksi ini cenderung menyerang wanita hamil, bayi, orang dewasa berusia 65 tahun atau lebih, dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

Mengutip Mayo Clinic, bakteri ini paling sering ditemukan pada daging deli.

Baca juga: Benarkah Konsumsi Daging Bisa Menyebabkan Gagal Ginjal?

  • Campylobacter

Mengutip CDC, orang bisa terinfeksi Campylobacter karana makan daging unggas mentah atau setengah matang atau makan sesuatu yang menyentuhnya.

Selain itu, makan makanan lain, seperti makanan laut, daging, dan minum dari air yang tidak diolah.

Orang yang terinfeksi Campylobacter biasanya mengalami demam, kram perut, dan diare (sering berdarah) yang kadang disertai mual dan muntah.

Mengutip Healthline, macam-macam patogen dari daging mentah umumnya memunculkan gejala, seperti berikut:

  • Mual
  • Diare
  • Kram perut
  • Demam
  • Sakit kepala

Gejala-gejala tersebut biasanya muncul dalam 24 jam setelah melahap daging mentah dan dapat bertahan selama 7 hari ke depan.

Ada juga yang lebih dari 7 hari dalam beberapa kasus, tergantung dari jenis patogennya.

Sebenarnya, memasak daging dengan benar bisa menghancurkan patogen yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan manusia tersebut.

Jadi makan daging mentah sangat meningkatkan risiko terkena penyakit bawaan makanan, karenanya kita harus hati-hati.

Baca juga: Cara Mengetahui Daging Sapi Giling Tidak Layak Konsumsi

Manfaat makan daging mentah tidak terbukti

Mengutip Healthline, beberapa orang mengklaim bahwa daging mentah lebih bermanfaat bagi tkesehatan tubuh dibandingkan daging yang dimasak.

Namun, bukti untuk mendukung gagasan tersebut terbatas.

Sejumlah antropolog mendukung praktik memasak daging mentah sebelum dimakan karena memudahkan manusia untuk mengunyah dan mencerna nutrisinya.

Semenatara, beberapa penelitian menunjukkan bahwa memasak daging mentah dapat mengurangi kandungan vitamin dan mineral tertentu, termasuk tiamin, riboflavin, niasin, natrium, kalium, kalsium, magnesium, dan fosfor.

Namun, penelitian ini juga mencatat bahwa kadar mineral lain, khususnya tembaga, seng, dan besi, meningkat setelah dimasak.

Setiap potensi manfaat dari makan daging mentah cenderung sebanding dengan risiko yang lebih tinggi tertular penyakit bawaan makanan.

Hanya saja tetap perlu lebih banyak data untuk menetapkan perbedaan spesifik nutrisi antara daging mentah dan matang.

Mengutip Men's Health, pakar keamanan pangan Jeff Nelken mengatakan cara paling aman mnegkonsumsi daging adalah dengan memasaknya dengan suhu internal.

Daging babi dan sapi harus dimasak hingga suhu 145 Fahrenheit (62,8 Celcius) dan unggas hingga 165 Fahrenheit (73,9 Celcius).

Baca juga: Kebanyakan Makan Daging, Berikut 6 Buah untuk Mengatasi Sembelit

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau