KOMPAS.com - Pemerintah mengumumkan gejala infeksi omicron paling banyak dikeluhkan penderita di Indonesia adalah batuk dan pilek.
Gejala omicron ini cukup umum dan cenderung mirip dengan masalah kesehatan lain seperti flu.
Perlu diketahui, omicron adalah jenis varian baru virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Baca juga: Kenali Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Omicron dan Delta
Sejak kali pertama terdeteksi di Afrika Selatan pada 24 November 2021, virus ini telah menyebar ke lebih dari 110 negara, termasuk Indonesia.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kebanyakan pengidap infeksi omicron yang sudah menerima vaksin Covid-19 penyakitnya ringan dan tanpa gejala.
“Gejala paling banyak adalah batuk (49%) dan pilek (27%),” kata Nadia di Jakarta, pada Selasa (4/1/2022), seperti dilansir dari laman resmi SehatNegeriku.
Kendati relatif ringan untuk penderita yang sudah divaksinasi Covid-19, tapi penyebaran penyakit ini lebih cepat daripada virus corona varian lainnya.
Pemerintah juga mewanti-wanti agar setiap orang disiplin menerapkan protokol kesehatan mengingat belakangan kasus transmisi lokal terus meningkat.
Apabila tidak diantisipasi sejak dini, tidak menutup kemungkinan lonjakan kasus Covid-19 bisa cukup tinggi dan rawan membebani layanan kesehatan.
Baca juga: Rekam Jejak 10 Varian Covid-19 dari Alpha hingga Omicron
Pakar epidemiologi dan mantan pejabat Departemen Kesehatan Detroit AS Dr. Abdul El-Sayed tidak menampik perbedaan gejala omicron dan flu sangat tipis dan cenderung serupa.
Covid-19 dan flu sama-sama menyebabkan gejala seperti pilek, batuk, demam, mudah lelah, nyeri otot, sakit tenggorokan, terkadang muntah, dan diare.
Namun, infeksi virus corona biasanya disertai dengan gejala sakit kepala dan batuk kering.
Sedangkan gejala Covid-19 yang khas pada varian delta, seperti hidung tidak bisa mencium bau atau lidah tidak peka rasa, jarang dilaporkan penderita infeksi omicron.
Mengingat minimnya perbedaan gejala omicron dan flu, El-Sayed menyampaikan, faktor paling penting untuk menakar risiko Covid-19 adalah pajanan.
“Jika Anda bertanya-tanya apakah gejala yang dirasakan terkait omicron, coba mulai memempertimbangkan juga apakah ada kemungkinan kontak erat dengan penderita Covid-19?” sarannya, seperti diberitakan CNN.
Apabila ada kemungkinan kontak erat, El-Sayed menyarankan agar Anda segera melakukanm isolasi mandiri dan tes Covid-19.
“Saya pikir setiap orang perlu mewaspadai kemungkinan Covid-19 (ketika merasakan gejala flu) mengingat varian omicron menyebar dengan cepat,” jelas dia.
Baca juga: Mengenal Varian Omicron, Mutasi baru Virus Corona yang Lebih Menular
Untuk melindungi diri dari infeksi omicron, setiap orang disarankan untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan 5M.
Yakni rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memakai masker dengan benar, menjaga jarak dengan orang lain setidaknya satu meter, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Selain itu, segera dapatkan vaksin Covid-19. Vaksin Covid-19 dapat melindungi tubuh dari infeksi virus corona gejala berat dan mencegah kematian.
Baca juga: Perbedaan Swab Antigen dan PCR dalam Tes Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.