Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/01/2022, 14:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.comKram kaki adalah masalah umum yang memengaruhi otot kaki, betis, dan paha.

Kondisi ini melibatkan kontraksi otot kaki yang tiba-tiba, menyakitkan, dan tidak disengaja.

Kram kaki sering terjadi saat seseorang sedang tidur atau beristirahat dan bisa hilang dalam beberapa detik, tetapi durasi rata-rata adalah 9 menit.

Meski demikian, biasanya kram kaki dapat meninggalkan nyeri di otot hingga 24 jam setelahnya.

Ada beberapa penyebab kram kaki bisa terjadi.

Baca juga: Terlihat Sepele, Tidur dengan Kaus Kaki Miliki Segudang Manfaat

Penyebab kram kaki

Melansir dari Medical News Today, dalam kebanyakan kasus, orang tidak tahu mengapa kram kaki terjadi, meskipun ada sejumlah teori.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelelahan otot dan disfungsi saraf mungkin berperan.

Tidur dengan kaki terentang dan otot betis memendek dapat memicu kram malam.

Teori lain adalah kram lebih mungkin terjadi karena kebanyakan orang tidak lagi jongkok, posisi yang meregangkan otot betis.

Olahraga adalah salah satu faktornya.

Menggunakan otot untuk waktu yang lama dapat memicu kram kaki selama atau setelah aktivitas.

Kondisi ini sering dialami oleh para atlet, terutama ketika tubuh mereka sedang tidak baik.

Di samping itu, kerusakan saraf mungkin berperan.

Baca juga: Sindrom Kaki Gelisah

Beberapa ahli percaya bahwa dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit dapat berkontribusi.

Atlet yang berolahraga berat di cuaca panas sering mengalami kram.

Namun, bukti ilmiah belum mengonfirmasi hubungan ini.

Atlet yang bermain di iklim dingin juga mengalami kram.

Terkadang kram kaki disebabkan oleh kondisi mendasar yang berkaitan dengan sistem saraf, sirkulasi, metabolisme, atau hormon.

Beberapa obat juga dapat meningkatkan risiko kram kaki.

Kondisi yang dapat menyebabkan kram meliputi:

  • penyalahgunaan alkohol
  • sirosis
  • gagal ginjal kronis
  • hemodialisis
  • pengobatan kanker
  • kelelahan otot
  • penyakit pembuluh darah
  • penyakit Parkinson
  • penyakit arteri perifer (PAD)
  • sindrom kaki gelisah
  • kehamilan, terutama pada tahap selanjutnya
  • penyakit saraf motorik
  • Penyakit Lou Gehrig (amyotrophic lateral sclerosis, atau ALS)
  • iritasi atau kompresi saraf tulang belakang
  • pengerasan pembuluh darah
  • stenosis tulang belakang
  • penyakit tiroid dan masalah hormonal
  • infeksi kronis
  • penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
  • penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal
  • diabetes, terutama diabetes tipe 2
  • fibromyalgia

Obat-obatan yang dapat memicu kram meliputi:

  • sukrosa besi (Venofer)
  • estrogen terkonjugasi
  • raloksifen (Evista)
  • naproksen (Aleve)
  • teriparatida (Forteo)

Di samping itu, menurut Healthline, ada beberapa aktivitas tertentu yang menyebabkan seseorang mengalami kram kaki.

Aktivitas tersebut biasanya berhubungan dengan olahraga yang menggunakan otot-otot kaki, seperti:

  • lari rekreasi
  • latihan beban kaki
  • olahraga yang membutuhkan banyak lari, seperti sepak bola atau bola basket

Baca juga: 10 Penyebab Kaki Gemetar

Cara mengatasi kram kaki

American Academy of Orthopedic Surgeons (AAOS) menyarankan beberapa cara berikut untuk mengatasi kram kaki:

  • Hentikan aktivitas yang menyebabkan kram.
  • Regangkan dan pijat otot.
  • Tahan kaki dalam posisi meregang sampai kram berhenti.
  • Oleskan panas ke otot yang tegang.
  • Gunakan kompres dingin pada otot yang lembut.

Beberapa orang menggunakan suplemen, seperti magnesium, untuk mengurangi kram otot.

Namun, tinjauan yang terbit pada tahun 2020 berjudul "Magnesium for muscle cramps" membantah hal tersebut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Health
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau