Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/01/2022, 14:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

Namun, bukti ilmiah belum mengonfirmasi hubungan ini.

Atlet yang bermain di iklim dingin juga mengalami kram.

Terkadang kram kaki disebabkan oleh kondisi mendasar yang berkaitan dengan sistem saraf, sirkulasi, metabolisme, atau hormon.

Beberapa obat juga dapat meningkatkan risiko kram kaki.

Kondisi yang dapat menyebabkan kram meliputi:

  • penyalahgunaan alkohol
  • sirosis
  • gagal ginjal kronis
  • hemodialisis
  • pengobatan kanker
  • kelelahan otot
  • penyakit pembuluh darah
  • penyakit Parkinson
  • penyakit arteri perifer (PAD)
  • sindrom kaki gelisah
  • kehamilan, terutama pada tahap selanjutnya
  • penyakit saraf motorik
  • Penyakit Lou Gehrig (amyotrophic lateral sclerosis, atau ALS)
  • iritasi atau kompresi saraf tulang belakang
  • pengerasan pembuluh darah
  • stenosis tulang belakang
  • penyakit tiroid dan masalah hormonal
  • infeksi kronis
  • penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
  • penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal
  • diabetes, terutama diabetes tipe 2
  • fibromyalgia

Obat-obatan yang dapat memicu kram meliputi:

  • sukrosa besi (Venofer)
  • estrogen terkonjugasi
  • raloksifen (Evista)
  • naproksen (Aleve)
  • teriparatida (Forteo)

Di samping itu, menurut Healthline, ada beberapa aktivitas tertentu yang menyebabkan seseorang mengalami kram kaki.

Aktivitas tersebut biasanya berhubungan dengan olahraga yang menggunakan otot-otot kaki, seperti:

  • lari rekreasi
  • latihan beban kaki
  • olahraga yang membutuhkan banyak lari, seperti sepak bola atau bola basket

Baca juga: 10 Penyebab Kaki Gemetar

Cara mengatasi kram kaki

American Academy of Orthopedic Surgeons (AAOS) menyarankan beberapa cara berikut untuk mengatasi kram kaki:

  • Hentikan aktivitas yang menyebabkan kram.
  • Regangkan dan pijat otot.
  • Tahan kaki dalam posisi meregang sampai kram berhenti.
  • Oleskan panas ke otot yang tegang.
  • Gunakan kompres dingin pada otot yang lembut.

Beberapa orang menggunakan suplemen, seperti magnesium, untuk mengurangi kram otot.

Namun, tinjauan yang terbit pada tahun 2020 berjudul "Magnesium for muscle cramps" membantah hal tersebut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau