Sindrom ovarium polikistik atau PCOS adalah penyakit yang membuat ovarium menghasilkan hormon androgen berlebihan. Kondisi ini memicu terbentuknya kista di ovarium, haid tidak teratur, atau darah haid yang keluar sedikit.
Faktor usia ketika wanita mulai memasuki fase menjelang menopause biasanya darah yang keluar jadi berkurang. Umumnya, wanita merasakannya ketika sudah menginjak 30 tahunan.
Gangguan serviks yang menyempit atau tertutup (stenosis serviks) dapat terjadi setelah wanita menjalani operasi serviks atau rahim. Kondisi yang disebabkan menurunnya kadar estrogen ini ditandai dengan darah haid sedikit tapi kram perut terasa sangat parah.
Terkadang, wanita yang menjalani kuretase setelah keguguran mengalami komplikasi munculnya jaringan parut, sehingga dinding rahim saling menempel. Kondisi ini bisa membuat darah menstruasi yang keluar jadi sedikit.
Pendarahan hebat saat atau setelah melahirkan terkadang bisa menyebabkan tubuh kekurangan oksigen. Kondisi ini bisa merusak kelenjar yang mengontrol siklus menstruasi.
Baca juga: 10 Penyebab Telat Haid, Tak Selalu Hamil
Kebanyakan penyebab darah haid yang keluar hanya sedikit tidak berbahaya. Biasanya, wanita merasakannya karena pengaruh usia menjelang menopause.
Namun, wanita perlu waspada jika usia masih jauh dari menopause tapi darah haid yang keluar tiba-tiba sedikit padahal beberapa bulan sebelumnya relatif normal.
Wanita juga perlu konsultasi ke dokter apabila darah mentruasi yang keluar sedikit disertai gejala penyakit lain seperti sakit panggul, kram hebat, dan sebagainya.
Baca juga: Keluar Gumpalan Darah saat Haid, Normal atau Tidak?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.