Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa itu Alopecia Areata, Rambut Rontok Karena Penyakit Autoimun

Kompas.com - 12/02/2022, 14:14 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu penyebab rambut rontok berlebihan yang perlu diwaspadai adalah penyakit alopecia areata.

Rambut rontok terkait alopecia areata biasanya meninggalkan bekas kebotakan berbentuk bercak bulat atau oval di kulit kepala.

Berbeda dari botak karena penyakit kulit lainnya, bekas botak pada masalah rambut ini relatif halus, tanpa ruam, dan kemerahan.

Baca juga: Penyebab Rambut Rontok setelah Covid-19 dan Cara Mengatasinya

Namun, penderita biasanya merasakan kesemutan, gatal, atau kulit kepala terasa panas sebelum rambut rontok berlebihan.

Berikut penjelasan lebih lanjut terkait apa itu alopecia areata, penyebab, dan cara mengatasinya.

Apa itu alopecia areata?

Dilansir dari American Academy of Dermatology Association, alopecia areata adalah penyakit autoimun yang menyerang folikel atau tempat tumbuhnya rambut.

Penyakit tidak menular ini menyebabkan rambut rontok secara berlebihan di berbagai bagian tubuh.

Biasanya, gejala alopecia areata sering terlihat di bagian kepala karena menyisakan bercak-bercak kebotakan.

Selain itu, terkadang kuku penderita alopecia areata terlihat penyok, sedikit menonjol, rapuh, atau kemerahan.

Di luar rambut dan kuku, penderita alopecia areata biasanya terlihat sehat tanpa masalah kesehatan tertentu.

Rambut rontok terkait penyakit autoimun ini cenderung tidak dapat diprediksi. Terkadang, rambut juga dapat tumbuh lagi tanpa perawatan medis tertentu.

Ketika sudah tumbuh lagi, rambut juga bisa rontok lagi di tempat yang sama atau di tempat lainnya.

Alopecia areata bisa muncul di usia berapa saja. Tapi, kebanyakan penderita sudah menunjukkan gejala penyakit ini sejak kanak-kanak atau ketika remaja.

Baca juga: 10 Penyebab Rambut Rontok Berlebihan pada Wanita dan Cara Mencegahnya

Penyebab alopecia areata dan faktor risikonya

Seperti disinggung di atas, penyebab alopecia areata berasal dari penyakit autoimun.

Dilansir dari WebMD, kondisi ini bisa terjadi ketika sistem daya tahan tubuh menyerang tubuh sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau