Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Kejang Terus-menerus dapat Sebabkan Orang Mengalami Koma

Kompas.com - 07/03/2022, 10:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Koma adalah keadaan tidak sadar yang berkepanjangan.

Mengutip WebMD, orang koma itu hidup seperti sedang tidur, tetapi orang tersebut tidak dapat dibangunkan oleh rangsangan apa pun, termasuk rasa sakit.

Ada beberapa penyebab koma, di antaranya terkait dengan cedera otak dan kejang.

Cedera otak dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

  • Peningkatan tekanan di otak
  • Pendarahan
  • Kehilangan oksigen
  • Penumpukan racun.

Cedera otak ini bisa bersifat sementara dan permanen

Sementara, kejang ringan pada umumnya tidak menyebabkan seseorang mengalami koma.

Namun kejang terus-menerus yang disebut sebagai status epileptikus, bisa menyebabkan seseorang koma.

Baca juga: 8 Gejala Stroke pada Anak, dari Kejang hingga Badan Lunglai

Jenis koma

Mengutip WebMD, koma dapat dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu

Ensefalopati toksik-metabolik

Ini adalah kondisi koma karena disfungsi otak akut dengan gejala kebingungan dan/atau delirium.

Penyebab ensefalopati toksik-metabolik bervariasi, di antaranya:

  • Penyakit sistemik
  • Infeksi
  • Kegagalan fungsi organ.

Keadaan vegetatif persisten

Ini adalah keadaan koma yang parah. Orang tersebut tidak menyadari lingkungan mereka dan tidak mampu melakukan gerakan sukarela.

Dengan keadaan vegetatif yang persisten, seseorang dapat terjaga, tetapi tanpa fungsi otak yang memadahi.

Seseorang dengan jenis koma ini memiliki pernapasan, sirkulasi, dan siklus tidur-bangun.

Diinduksi secara medis

Ini adalah jenis koma sementara yang digunakan untuk melindungi otak dari pembengkakan setelah cedera.

Pasien menerima dosis obat bius yang terkontrol, yang menyebabkan kurangnya perasaan atau kesadaran.

Ini hanya terjadi di unit perawatan intensif rumah sakit.

Baca juga: Pertolongan Pertama Pada Orang Kejang

Kejang

Mengutip Verywell Health, kejang adalah gangguan listrik yang tiba-tiba dan tidak terkendali di otak.

Ketika jalur komunikasi antar neuron (sel saraf) di otak terganggu, peluang terjadinya kejang muncul.

Ada berbagai klasifikasi kejang yang memiliki variasi dalam tingkat keparahan, gejala, durasi, dan tempat asalnya di otak.

Kejang umumnya berlangsung dari 30 detik hingga 2 menit.

Mengutip Health Direct, kejang dapat disebabkan oleh:

  • Epilepsi
  • Cedera kepala
  • Infeksi otak
  • Tumor otak atau masalah medis lainnya, termasuk stroke
  • Cacat lahir
  • Beberapa obat resep.

Bagi sebagian orang yang mengalami kejang, akan ada beberapa hal yang cenderung memicu terjadinya kejang. Pemicu kejang umum meliputi:

  • Obat-obatan terlarang
  • Alkohol berlebihan atau penarikan alkohol
  • Gula darah tinggi atau sangat rendah
  • Lampu berkedip
  • Kurang tidur
  • Stres ekstrim
  • Demam tinggi (kejang demam).

Terkadang, tidak ada penyebab atau pemicu kejang yang ditemukan.

Baca juga: Kejang pada Anak: Penyebab, Pertolongan Pertama, Kapan Perlu Waspada

Sementara, kejang terus-menerus atau status epileptikus, yang bisa menyebabkan orang koma berlangsung lebih dari 5 menit.

Status epileptikus adalah suatu bentuk kejang berkepanjangan yang secara signifikan terkait dengan penyakit (morbiditas) dan kematian (mortalitas).

Status epileptikus ditandai sebagai serangkaian kejang berulang tanpa pemulihan kesadaran penuh di antara kejang.

Kondisi tersebut dapat berlangsung hingga 30 menit lebih dan dianggap sebagai keadaan darurat medis.

Sehingga, penting untuk bisa mengidentifikasi dan mengobati episode status epileptikus, meskipun mungkin awalnya sulit untuk dikenali.

Episode status epileptikus yang berkepanjangan dapat menyebabkan berbagai kondisi, sebelum akhirnya mengalami koma, yaitu:

  • Kerusakan otak permanen
  • Aspirasi ke paru-paru
  • Hipertermia (peningkatan suhu tubuh)
  • Irama jantung tidak normal.

Baca juga: Jangan Keliru, Ini Beda Kejang dan Epilepsi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com