KOMPAS.com - Stroke dikenal secara umum dialami oleh para orang tua, tetapi tahukah kamu bahwa penyakit ini juga bisa diderita oleh anak-anak?
Mengutip Better Health, anak-anak dan bayi baru lahir bisa saja mengalami stroke, seperti yang dialami oleh orang tua.
Stroke adalah gangguan aliran darah ke otak. Ketika aliran darah ke otak itu terganggu, sel-sel otak akan mati dan fungsinya juga ikut mati.
Namun, stroke pada anak memang relatif jarang terjadi.
Diperkirakan perbandingannya sekitar 2 dari setiap 100.000 anak di seluruh dunia setiap tahun.
Sebagian besar kasus stroke pada anak dialami oleh anak usia di bawah 2 tahun.
Baca juga: Gejala Awal Stroke pada Pria yang Harus Diwaspadai
Mengutip Better Health, gejala stroke pada bayi biasanya kejang.
Ketika gejala itu tidak ditangani, maka di kemudian hari bayi tersebut bisa mengalami kesulitan menggerakkan bagian tubuhnya.
Sehingga, stroke bisa mempengaruhi perkembangan si kecil.
Sementara, gejela stroke pada batita atau anak yang lebih besar bisa berupa:
Sebaiknya bagi setiap orangtua, jika melihat gejala tersebut segera memeriksakan si kecil ke dokter.
Ada dua jenis utama stroke, yaitu:
Ketika terjadi emboli (baik karena gumpalan darah, gelembung udara, atau kolesterol) menghalangi pembuluh darah di otak, mengganggu aliran darah.
Pecahnya pembuluh darah ke otak. Pada bayi baru lahir, perdarahan ke dalam ruang di sekitar otak dapat terjadi dan ini disebut perdarahan subarachnoid.
Baca juga: Mengenal 3 Jenis Afasia yang Banyak Dialami Penderita Stroke
Mengutip Better Health, saat ini diperkirakan bahwa sekitar setengah dari semua penyakit stroke pada anak disebabkan oleh masalah pembuluh darah di otak.