KOMPAS.com - Kejang adalah gangguan listrik yang tiba-tiba dan tidak terkendali di otak. Hal ini dapat menyebabkan perubahan dalam perilaku, gerakan atau perasaan, dan tingkat kesadaran penderitanya.
Kejang bisa disebabkan oleh penyakit otak, tumor, kondisi genetik, penyakit tertentu, atau cedera.
Meski demikian, ada pula kejang yang terjadi karena kondisi yang belum diketahui, dalam dunia medis dikenal dengan istilah kejang idiopatik atau kriptogenik.
Orang yang mengalami kejang biasanya disertai dengan gejala tertentu. Melansir Mayo Clinic, berikut gejala seseorang yang mengalami kejang:
Baca juga: Postpartum Depression
Saat ada orang yang mengalami kejang, hal pertama yang mesti kita lakukan adalah memastikan agar penderita aman sampai kejang berhenti dengan sendirinya. Sebagian besar kejang berlangsung dari 30 detik sampai 2 menit. Setelah itu, Anda bisa melakukan hal berikut:
Setelah kejang selesai, baringkan penderita pada posisi miring untuk memudahkan pernapasan dan menjaga jalan napas tetap terbuka.
Anda juga harus membantu orang tersebut duduk di tempat yang aman. Saat kesadaran mereka telah kembali pulih total dan mampu berkomunikasi, beritahu mereka apa yang terjadi dalam kalimat yang sangat sederhana.
Lalu Hibur orang tersebut dan bicaralah dengan tenang. Setelah itu, pastikan orang tersebut kembali pulang dengan selamat.
Jika kejang berlangsung lebih dari lima menit atau penderita memiliki kondisi medis lain, segera bawa ke rumah sakit atau dokter terdekat.
Baca juga: Alergi Susu
Melansir laman Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), ada beberapa hal yang tak boleh kita lakukan pada orang kejang. Berikut hal tersebut:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.