KOMPAS.com - Seorang wanita yang mengalami kekerasan dan pelecehan seksual berisiko terkena tekanan darah tinggi dibandingkan wanita yang tidak mengalami trauma tersebut.
Mengutip Healthline, penemuan itu diterbitkan dalam Journal of American Hearth Association.
Peneliti menggunakan Nurse's Health Study II untuk mencari hubungan antara kekerasan seksual atau pelecehan seksual di tempat kerja dan tekanan darah tinggi yang juga dikenal sebagai hipertensi.
Para ilmuwan menggunakan data dari 33.127 wanita, setelah mengecualikan mereka yang sebelumnya didiagnosis dengan hipertensi atau penyakit kardiovaskular.
Baca juga: 4 Bahaya Tekanan Darah Tinggi Selama Kehamilan
Mereka yang menjawab studi kesehatan adalah wanita berusia antara 24-42 tahun yang tinggal di Amerika Serikat.
Peserta menjawab pertanyaan tentang kemungkinan pelecehan seksual di tempat kerja baik secara fisik atau verbal, serta apakah mereka pernah ditekan atau dibuat untuk melakukan kontak seksual yang tidak diinginkan.
Para peneliti mendefinisikan kontak seksual sebagai kontak antara orang lain dan pribadi Anda atau antara Anda dan bagian pribadi orang lain.
Dari peserta, 23 persen pernah mengalami kekerasan seksual, 12 persen pernah mengalami pelecehan seksual di tempat kerja, dan 6 persen pernah mengalami keduanya.
Mereka juga menjawab pertanyaan tentang tekanan darah tinggi dan apakah mereka minum obat antihipertensi 2 kali setahun selama 7 tahun.
“Temuan kami bahwa mengalami serangan seksual dan pelecehan seksual di tempat kerja memiliki risiko hipertensi tertinggi," kata Rebecca B Lawn dari Harvard TH Chan School of Public Health di Boston.
Para peneliti menggarisbawahi potensi efek gabungan dari beberapa paparan kekerasan seksual pada kesehatan kardiovaskular jangka panjang wanita.
Baca juga: Cara Mencegah dan Mengatasi Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil
Mengutip Healthline, para ahli mengatakan bahwa stres psikologis dari trauma dapat berkontribusi pada tekanan darah tinggi.
“Saya tidak terkejut tubuh mengingatnya,” ujar Mary Sanchez, seorang terapis pernikahan dan keluarga berlisensi di California.
“Seseorang yang mengalami trauma berada di bawah tekanan yang jauh lebih besar dari pada seseorang yang tidak mengalami trauma," lanjut Sanchez.
“Sering kali dengan trauma, ada kilas balik,” jelasnya.