Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berhenti Merokok, Cara Penderita Kanker Paru-paru Kurangi Risiko

Kompas.com - 17/03/2022, 21:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Berhenti merokok dapat meningkatkan kesehatan, salah satunya mengurangi risiko penyakit kanker paru-paru.

Mengutip Medical News Today, merokok adalah gaya hidup negatif yang menjadi faktor risiko utama kanker paru-paru.

Sehingga, profesional kesehatan menyarankan siapa pun, khususnya yang telah didiagnosis memiliki kanker paru-paru, untuk berhenti merokok.

Baca juga: 5 Cara Menurunkan Risiko Kanker Paru-paru

Berikut manfaat berhenti merokok untuk mengurangi risiko penyakit kanker paru-paru:

1. Meningkatkan harapan hidup

Mengutip Medical News Today, sebuah studi 2021 menemukan bahwa orang yang berhenti merokok setelah didiagnosis kanker paru-paru menunjukkan peningkatan harapan hidup secara keseluruhan dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Secara khusus, penelitian menunjukkan:

  • Kelangsungan hidup rata-rata 6,6 tahun di antara orang-orang yang berhenti merokok dibandingkan dengan 4,8 tahun di antara mereka yang tidak.
  • Kelangsungan hidup 5 tahun sebesar 60,6 persen pada mereka yang berhenti merokok dibandingkan dengan 48,6 persen pada mereka yang tidak.
  • Risiko kematian akibat kanker lebih rendah dan semua penyebab pada mereka berhenti.

2. Meningkatkan kualitas hidup

Mengutip Medical News Today, seseorang dengan kanker paru-paru dapat melihat peningkatan kualitas hidup mereka, jika mereka berhenti merokok.

Sebuah studi 2009 menemukan bahwa orang yang terus merokok setelah menerima diagnosis kanker paru-paru memiliki tingkat nyeri lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok dan mereka yang telah berhenti.

Baca juga: Mengenal Gejala Kanker Paru-paru Stadium 2

3. Memperlambat pertumbuhan kanker

Mengutip Medical News Today, beberapa bukti menunjukkan bahwa berhenti merokok dapat membantu memperlambat pertumbuhan sel kanker.

Nikotin dalam rokok digunakan untuk sel kanker untuk tumbuh dan berkembang di pembuluh darah.

Sebuah studi kecil 2021 menunjukkan bahwa berhenti merokok dapat membantu mencegah perkembangan kanker paru-paru.

Namun, belum ada penelitian lain yang mereplikasi hasil ini.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai sepenuhnya bagaimana berhenti merokok dapat mempengaruhi pertumbuhan kanker paru-paru.

4. Mengurangi risiko kekambuhan

Mengutip Medical News Today, para peneliti dalam sebuah studi 2016 menemukan hubungan antara tumor atau kanker dengan berhenti merokok.

Orang yang terus merokok setelah menerima diagnosis kanker paru-paru memiliki peningkatan risiko yang signifikan untuk tumornya kambuh atau menyebarnya sel kanker ke bagian tubuh lainnya.

Penulis penelitian merekomendasikan agar para profesional kesehatan mendorong penderita kanker paru-paru untuk berhenti merokok.

Baca juga: 13 Gejala Kanker Paru-paru pada Wanita yang Perlu Diwaspadai

5. Mengurangi risiko penyakit bawaan

Mengutip Medical News Today, penyakit bawaan atau komorbiditas mengacu pada penyakit apa pun, termasuk kanker lainnya, yang dapat terjadi bersamaan dengan kanker paru-paru.

Menurut GO2 Foundation for Lung Cancer, terus merokok dapat mempengaruhi kesehatan dengan cara:

  • Meningkatkan risiko terkena kanker lain, termasuk kanker tenggorokan, mulut, kandung kemih, perut, serviks, pankreas, dan rahim.
  • Meningkatkan risiko terkena penyakit lain, seperti tekanan darah tinggi, penyakit paru obstruktif kronik, emfisema, dan penumpukan plak di arteri.
  • Membuat seseorang 6 kali lebih mungkin terkena serangan jantung.

6. Meningkatkan efektivitas pengobatan

Mengutip Medical News Today, tidak berhenti merokok setelah diagnosis kanker paru-paru dapat menurunkan efektivitas pengobatan orang tersebut.

Menurut studi, mrokok dapat memengaruhi seberapa baik kemoterapi, pembedahan, dan terapi radiasi bekerja.

Melanjutkan merokok juga dapat menyebabkan sayatan bedah sembuh lebih lambat.

Baca juga: 6 Tanda Awal Kanker Paru-paru yang Tak Boleh Diabaikan

Gejala kanker paru-paru

Mengutip CDC, orang yang didiagnosis sakit kanker paru-paru biasanya menunjukkan gejala yang berhubungan dengan paru-paru.

Beberapa orang yang kanker paru-parunya telah menyebar ke bagian tubuh lain (bermetastasis), memiliki gejala yang spesifik pada bagian sebaran.

Sementara, beberapa orang lainnya hanya memiliki gejala umum tidak enak badan.

Kebanyakan orang dengan kanker paru-paru tidak memiliki gejala sampai kanker stadium lanjut.

Kanker paru-paru biasanya menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:

  • Perubahan suara seseorang, seperti suara serak
  • Infeksi dada yang sering, seperti bronkitis atau pneumonia
  • Pembengkakan pada kelenjar getah bening di tengah dada
  • Batuk berkepanjangan yang mungkin semakin memburuk
  • Sakit dada
  • Sesak napas dan mengi.

Baca juga: 10 Faktor Risiko Kanker Paru-paru yang Perlu Diwaspadai

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Health
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
Health
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
Health
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Health
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Health
Waspadai Tuli Akibat Headset, Ancaman Nyata yang Sering Diabaikan
Waspadai Tuli Akibat Headset, Ancaman Nyata yang Sering Diabaikan
Health
Gustiwiw Meninggal Dunia: Waspadai 8 Gejala Hipertensi yang Sering Diabaikan
Gustiwiw Meninggal Dunia: Waspadai 8 Gejala Hipertensi yang Sering Diabaikan
Health
Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Flu dengan Batuk Kering dan Batuk Berdahak
Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Flu dengan Batuk Kering dan Batuk Berdahak
BrandzView
Gustiwiw Meninggal karena Hipertensi: Waspadai Tekanan Darah Tinggi Tanpa Gejala
Gustiwiw Meninggal karena Hipertensi: Waspadai Tekanan Darah Tinggi Tanpa Gejala
Health
Studi Ungkap Tambang Nikel Picu Asma, Kanker, dan Kerusakan Ginjal
Studi Ungkap Tambang Nikel Picu Asma, Kanker, dan Kerusakan Ginjal
Health
Kemenkes: 20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Ketahui Macam Penyebabnya…
Kemenkes: 20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Ketahui Macam Penyebabnya…
Health
Menurut Dokter Ini Tanda Stres Sudah Butuh Bantuan Ahli
Menurut Dokter Ini Tanda Stres Sudah Butuh Bantuan Ahli
Health
Waspada Covid-19, Jemaah Haji Diimbau Terapkan Prokes Saat Tiba di Indonesia
Waspada Covid-19, Jemaah Haji Diimbau Terapkan Prokes Saat Tiba di Indonesia
Health
Apakah Stres Berbahaya? Ini Penjelasan Dokter…
Apakah Stres Berbahaya? Ini Penjelasan Dokter…
Health
Ibu Hamil Usia Anak di Lombok Timur Capai 779 Ribu pada 2024
Ibu Hamil Usia Anak di Lombok Timur Capai 779 Ribu pada 2024
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau