KOMPAS.com - Air ketuban memiliki sejumlah fungsi penting untuk kehidupan janin dalam rahim ibu.
Air ketuban berbentuk cairan bening yang terkadang berwarna kekuningan.
Mengutip Verywell Health, air ketuban dalam rahim ibu hamil ini memiliki 2 tahap perkembangan, yaitu:
Pada periode pembuahan hingga 8 minggu kehamilan, air ketuban utamanya berasal dari cairan ibu hamil. Pada kehamilan usia 10 minggu, air ketuban berasal dari janin yang sudah menghasilkan urin.
Pada trimester II dan III, kantung ketuban mengembang dan air ketuban terutama terdiri dari urin janin.
Selain urin janin, cairan lainnya yang berkontribusi membentuk air ketuban meliputi:
Baca juga: 8 Nutrisi Penting untuk Mendukung Perkembangan Otak Janin
Mengutip Medical News Today, air ketuban memiliki peran penting selama kehamilan, terutama untuk melindungi janin dari bahaya.
Berikut macam fungsi air ketuban:
Mengutip Verywell Health, air ketuban terdiri dari 98 persen air dan elektrolit, bersama dengan peptida, karbohidrat, dan molekul pemberi sinyal.
Sisanya 2 persen terdiri dari lipid dan hormon.
Janin berusia 34 minggu dalam rahim ibu hamil dikelilingi oleh air ketuban sekitar 800 ml.
Pada kehamilan berusia 40 minggu, air ketuban menyusut menjadi 600 ml.
Mengutip Medical News Today, tingkat air ketuban paling tinggi sekitar 1 liter, yaitu pada usia kehamilan sekitar 36 minggu.
Tingkat air ketuban menurun saat kelahiran semakin dekat.
Baca juga: Kapan Janin Bisa Mendengar Suara?
Mengutip Medical News Today, saat ketuban pecah, kantung air ketuban robek.
Air ketuban yang terkandung di dalam kantung kemudian mulai bocor melalui serviks dan vagina.
Menjelang persalinan, air ketuban biasanya akan pecah.
Menurut Today's Parent, hanya sekitar 15 persen ketuban pecah di tahap awal persalinan.
Saat itu terjadi, ibu hamil harus segera dibawa ke rumah sakit karena kemungkinan waktu melahirkan sudah dekat.
Jika air ketuban bocor atau pecah terjadi sebelum 37 minggu, itu dikenal sebagai ketuban pecah dini (PROM).
Bergantung pada seberapa dini hal tersebut terjadi, ketuban pecah dini itu dapat memiliki konsekuensi serius bagi ibu hamil dan anak yang belum lahir.
Ini mempengaruhi sekitar 2 dari 100 kehamilan.
Namun, ketuban pecah dini juga dapat terjadi pada usia kehamilan cukup bulan, yaitu sekitar 37 minggu atau lebih.
Hanya saja, persalinan alami belum dimulai dalam waktu 6 jam setelag air ketuban pecah.
Penting untuk mencari bantuan medis sesegera mungkin dan menghindari berhubungan seks atau memasukkan apa pun ke dalam vagina, karena itu dapat menyebabkan infeksi.
Siapa pun yang khawatir tentang kebocoran maupun jumlah kadar air ketuban selama kehamilan, harus membicarakannya dengan penyedia layanan kesehatan.
Baca juga: Perkembangan Otak Janin Dimulai pada Usia Berapa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.