KOMPAS.com - Momentum kumpul bersama keluarga dan silaturahmi saat Lebaran biasanya dibarengi makan-makan.
Suguhan makanan yang menghiasi perayaan Idul Fitri umumnya juga tinggi kalori, lemak, dan gula.
Seperti misalnya nastar nanas, opor ayam, rendang daging sapi, sambal goreng ati, dan sebagainya.
Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi kalori, lemak jahat, garam, dan gula berlebihan ini bisa meningkatkan risiko penyakit kronis dalam jangka panjang.
Baca juga: 7 Kalori Makanan Khas Lebaran seperti Nastar, Ketupat, sampai Semur
Dokter spesialis penyakit dalam dr RA Adaninggar PN, Sp.PD menjelaskan, sah-sah saja apabila seseorang ingin melakukan cheating day saat Lebaran, asalkan tidak berlebihan.
Perlu diketahui, cheating day adalah satu hari di mana kita memberikan sedikit kebebasan kepada diri sendiri untuk mengonsumsi makanan kesukaan.
“Silakan saja cheating day. Tapi hanya satu hari saja. Jangan berhari-hari. Setelah itu, segera kembali ke jalan yang benar (pola makan sehat),” jelas dokter yang akrab disapa Ning ini saat berbincang di Instagram Live Kementerian Kesehatan, Rabu (27/4/2022).
Menurut Ning, cheating day di hari spesial seperti Lebaran bagi orang sehat umumnya tidak langsung berdampak pada kesehatan.
Baca juga: 4 Tips Cegah Makan Menu Lebaran Berlebihan
Namun, ia mengingatkan bahwa mengonsumsi asupan tinggi kalori, lemak, dan gula bisa jadi biang penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, sampai memicu komplikasi apabila sering atau jadi kebiasaan.
“Kita harus berpikir jangka panjang. Investasi kesehatan itu sangat penting. Kita panennya saat tua. Jangan sampai kita tua jadi sakit-sakitnya. Mulailah dari pola makan yang baik dan olahraga,” kata dia.
Selain menjaga pola makan sehat, Ning menganjurkan agar setiap orang meluangkan waktunya 30 menit setiap hari atau 150 menit per minggu untuk rutin berolahraga, mengelola stres, dan cukup tidur.
Kombinasi pola makan dan gaya hidup sehat ini bagian dari cara mencegah penyakit kronis seperti diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, asam urat, sampai jantung dan pembuluh darah.
Baca juga: Panduan Merayakan Lebaran Sehat di Tengah Pandemi Corona
Untuk pengidap penyakit kronis, termasuk orang dengan kondisi pre-diabetes, pre-hipertensi, dan pre-kolesterol tinggi, Ning menyebutkan cheating day saat Lebaran untuk kelompok ini prinsipnya yakni tahu diri.
“Prinsipnya tahu diri. Kalau punya penyakit metabolik, tetap harus dijaga makannya karena pasti makanan Lebaran tinggi kalori, lemak, gorengan, berminyak,” ujar Ning.
Menurut Ning, pengidap penyakit kronis perlu perjuangan ekstra untuk mengontrol nafsu makannya saat Lebaran.
“Harus bisa mengerem. Misalkan ada lima sampai enam jenis makanan. Pilih satu macam saja, mana yang paling diinginkan, porsi secukupnya. Tetap harus mengendalikan diri. Supaya penyakit tetap terkontrol, minum obatnya juga. Jangan semua diturutin keinginannya,” kata dia.
Ning menyebutkan, selama ini ada salah kaprah bahwa, pengidap penyakit kronis tak perlu diet sehat karena sudah minum obat. Konsep tersebut keliru.
“Obat memang bisa menurunkan angka. Tapi proses di dalam tubuh tidak berhenti. Jadi tetap butuh pengendalian diri. Percuma sudah minum obat, tapi asupan tidak terjaga.” jelas dia.
Apabila pengidap penyakit kronis sulit mengontrol cheating day saat Lebaran, Ning menyarankan agar orang terdekat atau keluarga untuk selalu mengingatkan agar momentum ini tidak jadi bumerang bagi kesehatan.
Baca juga: Cheating Day Bikin Diet Makin Sukses, Lakukan dengan 4 Cara Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.