Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Kebiasaan yang Meningkatkan Risiko Kanker Usus Besar

Kompas.com - 07/06/2022, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

2. Makan terlalu sedikit serat

Mengutip Cancer Research UK, kebiasaan makan terlalu sedikit serat dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.

Makan terlalu sedikit serat menyebabkan sekitar 30 dari 100 kasus kanker usus (sekitar 30 persen) di Inggris.

Anda dapat meningkatkan serat dalam pola makan sehari-hari dengan memilih makanan versi gandum.

Makanan yang mengandung tinggi serat meliputi:

  • Nasi merah, pasta, atau roti
  • Sayuran berwarna, seperti wortel, bayam, kacang panjang, brokoli, dan kentang.
  • Camilan popcorn rendah kalori dari pada keripik
  • Sereal sarapan gandum
  • Kacang-kacangan, seperti kacang polong, kacang merah
  • Pisang, stroberi, alpukat, dan raspberry.

3. Merokok

Mengutip American Cancer Society, orang yang telah merokok tembakau untuk waktu yang lama lebih mungkin mengembangkan dan meninggal karena kanker usus besar dibandingkan orang yang tidak merokok.

Kebiasaan merokok adalah penyebab kanker paru-paru yang terkenal, tetapi juga terkait dengan banyak kanker lainnya.

Baca juga: Ciri-ciri Kanker Usus Besar Tahap Awal

4. Minum alkohol

Mengutip American Cancer Society, kebiasaan minum alkohol sedang hingga berat telah dikaitkan dengan kanker usus besar.

Bahkan asupan alkohol ringan hingga sedang telah dikaitkan dengan beberapa risiko.

Minum alkohol cenderung dianggap tidak memiliki manfaat berarti, sehingga para ahli menyarankan menghindarinya.

Aturan orang minum alkohol, mereka seharusnya tidak lebih dari 2 gelas sehari untuk pria dan 1 gelas sehari untuk wanita.

Mengutip Kementerian Kesehatan, penelitian baru menyimpulkan bahwa tidak ada takaran yang aman untuk minum alkohol.

Penelitian terbaru tentang minuman alkohol itu dilakukan di 195 negara, yang meneliti angka 2,8 juta kematian prematur di seluruh dunia setiap tahunnya.

"Tidak ada takaran alkohol yang aman," ujar Max Griswold, peneliti di Institute for Health Metrics and Evaluation di Seattle, Washington dan penulis utama konsorsium riset teerbaru yang memiliki lebih dari 500 ahli.

Padahal, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jika hanya minum sedikit alkohol, itu bisa mengurangi penyakit jantung.

Studi terbaru mematahkan studi sebelumnya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau