Bahan pemeriksaan untuk pap Smear bagi penderita kanker serviks diambil melalui liang vagina. Selanjutnya akan dilakukan pengamatan bahan pemeriksaan di bawah mikroskop.
Terdapat dua macam jenis Pap Smear, yaitu konvensional dan sitologi serviks berbasis cairan (SSBC).
Teknik konvensional menggunakan spatula dan brush untuk mengambil sampel, memindahkan sampel ke kaca preparat, lalu difiksasi.
Sementara, teknik berbasis cairan menggunakan brush untuk mengambil sampel, lalu memindahkan sampel ke dalam tabung yang berisi cairan pengawet.
Secara teori, teknik berbasis cairan memiliki keunggulan interpretasi yang lebih mudah, dapat menyaring darah dan sisa-sisa sel, serta dapat mendeteksi adanya HPV, gonorrhea, dan klamidia dalam sekali pengambilan sampel.
Kolposkopi merupakan tindakan pemeriksaan inspeksi serviks dengan menggunakan alat kolposkopi.
Pasien diposisikan berbaring di meja pemeriksaan dengan kedua kaki terbuka, tungkai diangkat, dan lutut ditekuk.
Dokter atau tenaga medis lantas memasukkan kolposkopi ke dalam vagina untuk melihat bagian dalam rahim. Apabila ada bagian abnormal, dokter dapat melanjutkan pemeriksaan dengan melakukan tindakan biopsi.
Baca juga: 4 Cara Mencegah Kanker Serviks, Tak Hanya Suntik Vaksin HPV
Dilansir dari laman Cancer.org, pengobatan kanker serviks selama masa kehamilan ditentukan dari berbagai faktor yaitu:
Lantas apa saja tindakan pengobatan kanker?
Untuk pasien stadium awal ketika kelenjar getah bening tidak terlibat dan diameter tumor kurang dari 2 cm, dokter akan melakukan metode konisasi.
Konisasi pada ibu hamil yang didiagnosis kanker rahim bertujuan mengangkat jaringan yang mengandung sel kanker menggunakan pisau bedah, laserm atau kawat tipis yang dialiri listrik (LEEP).
Reseksi serviks merupakan metode sederhana yang biasanya digunakan untuk pengangkatan tumor. Namun, reseksi serviks perut atau vagina selama kehamilan dapat memicu keguguran.
Untuk pasien dengan keterlibatan kelenjar getah bening dan diameter tumor kurang dari 2 cm, ahli medis menganjurkan untuk tidak melanjutkan kehamilan.
Namun, European Society of Clinical Oncology (ESMO) percaya bahwa kemoterapi neoadjuvant (NACT) selama kehamilan, radioterapi pascapersalinan, dan kemoterapi kanker serviks bisa menjadi metode penyembuhan pasien dengan kelenjar getah bening-positif stadium I B1.
Untuk pasien kanker serviks stadium I B1 (kanker bisa dilihat tanpa bantuan mikroskop) yang diameter tumornya lebih dari 2 cm, dilakukan reseksi kelenjar getah bening panggul dan perut atau kemoterapi neoadjuvant (NACT).
Baca juga: Punya Gejala Mirip, Ini Beda Kanker Serviks dan Ovarium
Operasi caesar adalah metode pilihan untuk melahirkan janin dengan tumor serviks raksasa. Pasalnya, persalinan pervaginam dapat menyebabkan risiko seperti perobekan besar pada mulut rahim, perdarahan masif, hingga metastasis tumor atau penyebaran sel kanker.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.