KOMPAS.com - Sebagian besar penderita positif Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 yang terdeteksi di Bali dan Jakarta tidak bergejala dan merasakan gejala ringan, sedangkan satu penderita merasakan gejala sedang.
Dilansir dari Kompas.com (13/6/2022), terdapat delapan laporan kasus positif Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 terdeteksi di Indonesia, per Minggu (12/6/2022).
Dari temuan kasus itu, dua penderita dilaporkan terpapar Omicron BA.4, sementara enam penderita terpapar Omicron BA.5.
Baca juga: Ada Subvarian Omicron Baru BA.4 dan BA.5, Apa yang Perlu Diwaspadai?
Mereka sudah menerima vaksin Covid-19 dosis lengkap, booster atau tiga dosis, bahkan ada yang empat dosis.
Berikut penjelasan lebih lanjut gejala Omicron BA.4 dan BA.5 yang terdeteksi di Bali dan Jakarta.
Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia dr Erlina Burhan, SpP(K) menyebutkan, tingkat keparahan gejala Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 sama dengan subvarian Omicron sebelumnya.
Seperti diketahui, gejala Omicron cenderung lebih ringan ketimbang infeksi virus corona SARS-CoV-2 Delta dan varian pendahulu Omicron lainnya. Hal ini tak lepas dari vaksinasi Covid-19 dan infeksi alami.
“Yang cukup menggembirakan, tapi saya kira jangan terlalu euforia juga, saat ini tidak ada indikasi perubahan tingkat keparahan BA.4 maupun BA.5," jelas Erlina dalam webinar, Minggu (12/6/2022) .
Menurut Erlina, dari laporan sementara, penderita Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 sebagian besar tidak bergejala dan merasakan gejala ringan. Hanya satu penderita Covid-19 Omicron BA.5 yang merasakan gejala sedang.
Baca juga: Perbedaan Gejala Covid-19 Ringan, Sedang, dan Berat
Berikut beberapa gejala Omicron BA.4 dan BA.5 yang dirasakan penderita Covid-19 di Bali dan Jakarta:
Terkait laporan satu penderita positif Covid-19 Omicron BA.5 yang merasakan batuk, sesak napas, dan sakit perut; Erlina menyebutkan ada dua kemungkinan yang wanita berusia 20 tahun itu mengalami gejala sedang.
“Mungkin BA.5 replikasinya (perkembangan virus) banyak di saluran napas bagian bawah dibandingkan Omicron BA.1 dan BA.2 yang replikasinya banyak di luar saluran napas. Bisa juga karena penyakit lain, mungkin asma,” kata dia.
Namun, Erlina menyebutkan secara umum gejala Omicron BA.4 dan BA.5 tidak jauh berbeda dari subvarian Omicron lainnya.
Dari laporan, beberapa gejala Omicron yang paling umum di antaranya batuk (85 persen), badan lemas atau kelelahan (65 persen), hidung tersumbat (59 persen), demam (38 persen), mual atau muntah (22 persen), sesak napas (16 persen), diare (11 persen), anosmia atau ageusia (8 persen).
Baca juga: Omicron BA.4 dan BA.5, Dokter Ingatkan Lagi Pentingnya Vaksin Covid-19 dan Prokes
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro mengimbau masyarakat tidak panik tapi tetap waspada dalam menghadapi mutasi virus corona Omicron BA.4 dan BA.5.
“Meskipun banyak banget varian baru, sebenarnya kunci pencegahan Covid-19 tetap di disiplin protokol kesehatan dan vaksinasi,” kata Reisa, saat berbincang di forum Siaran Sehat Perkembangan Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia, Senin (13/6/2022).
Seperti diketahui, protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19, termasuk varian Omicron yakni menjaga jarak fisik minimal satu meter dari orang lain, memakai masker dengan benar, menghindari kerumunan dan ruangan berventilasi udara buruk, sering cuci tangan dengan sabun dan air, menerapkan etika bersin dan batuk, serta suntik vaksin Covid-19.
Terkait kebijakan pelonggaran penggunaan masker di tempat terbuka, Reisa mengingatkan agar publik lebih jeli menakar risiko penularan Covid-19.
Baca juga: Kenali Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Omicron dan Delta
Terutama untuk kelompok berisiko tinggi saat terpapar Covid-19, seperti komorbid atau penderita penyakit kronis, pemilik daya tahan tubuh lemah, ibu hamil, dan anak-anak yang belum divaksin Covid-19.
Pasalnya, Omicron BA.4 dan BA.5 potensial lebih mudah menular dibandingkan subvarian lainnya.
“Kebijakan pelonggaran aturan masker harus disikapi dengan bijak. Jangan sampai kita menganggap pelonggaran ini kita disarankan lepas masker. Kita tetap perlu menakar risikonya,” jelas dia.
Selain itu, Reisa juga mengingatkan pentingnya vaksinasi Covid-19 dosis lengkap sampai booster. Tujuannya, untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah gejala berat saat terinfeksi virus corona.
“Kadar antibodi di tubuh perlu dijaga agar tetap optimal untuk menghadapi mutasi baru virus ini. Ingat, semua merek vaksin sama-sama bisa melindungi kita,” kata dia.
Baca juga: Gejala Omicron Utamanya Batuk dan Pilek, Apa Bedanya dengan Flu?
Sumber: Kompas.com (Penulis/Editor | Zintan Prihatini/Bestari Kumala Dewi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.