Melansir Mayo Clinic, penelitian menyebutkan bahwa perubahan kimia dalam otak yang disebabkan oleh diabetes berhubungan dengan terjadinya depresi.
Sebagai contoh, kerusakan saraf akibat diabetes atau pembuluh darah yang tersumbat di otak dapat berkontribusi pada terjadinya depresi pada penderita diabetes.
Solusi: Komunikasikan dengan dokter Anda apabila mengalami depresi lebih dari dua minggu.
Depresi serius dan jika tidak diobati dapat mengancam jiwa penderita diabetes.
Terapi wicara, pengobatan, dan kontrol diabetesrutin dapat membantu Anda mengelola kondisi tersebut.
Baca juga: Apakah Kamu Merasa Depresi? Cek Tanda-tanda Ini...
Insomnia atau gangguan tidur lainnya sering terjadi seiring bertambahnya usia.
Insomnia dapat menjadi tanda bahwa Anda mengalami depresi. Pasalnya, Anda berisiko lebih tinggi mengalami perubahan suasana hati.
Apnea tidur obstruktif atau berhentinya napas saat tidur dan sindrom kaki gelisah juga dikaitkan dengan depresi.
Solusi: Carilah penyebab masalah tidur serta perawatan yang cocok. Anda juga dapat menjaga kebersihan kamar, serta mengatur jam tidur.
Olahraga teratur, menghindari kafein, alkohol, dan nikotin juga dapat memperbaiki kualitas tidur Anda.
Merasa tertekan setelah didiagnosis penyakit jantung atau mengalami serangan hingga operasi jantung juga menimbulkan risiko depresi.
Banyak lansia dengan penyakit jantung terus mengalami depresi parah dalam jangka waktu yang lama.
Solusi: Ubah pola makan dan tidur Anda, lakukan meditasi atau relaksasi. Apabila depresi berlangsung dengan lama, dokter akan meresepkan obat antidepresan.
Penggunaan jangka panjang obat-obatan tekanan darah yang dapat mencegah hipertensi ternyata bisa membuat orang merasa down dan berujung depresi.
Anda dapat mengatasi hal ini dengan memastikan obat-obatan tersebut aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek samping yang membuat perubahan suasana hati.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Episode Depresi pada Penderita Bipolar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.