KOMPAS.com - Depresi adalah kondisi saat seseorang tidak dapat mengelola emosi; ada yang sering nangis, cemas, hingga marah tanpa sebab. Depresi juga sering diikuti dengan hilang minat pada kegiatan favorit hingga kondisi parah yakni keinginan untuk bunuh diri.
Selain perubahan psikis, orang yang mengalami depresi juga bisa menunjukkan gejala fisik, seperti gerak dan bicara menjadi lambat, sembelit, merasa sakit di sekujur tubuh tanpa sebab, dan lemas.
Setiap orang punya risiko mengalami depresi dalam bentuk ringan hingga parah yang dipicu karena beberapa keadaan, seperi kelahiran anak, pergantian musim, hingga siklus haid.
Baca juga: Benarkah Masturbasi Dapat Menyebabkan Depresi?
Pada kasus depresi ringan, orang akan menunjukkan emosi berlebih seperti mudah tersinggung atau marah dan membenci diri sendiri. Ada pula yang mengalami perubahan nafsu makan, pola tidur, serta susah bersosialisasi.
Sementara, pada depresi tingkat parah, seseorang bisa mengalami delusi, halusinasi, melakukan tindakan untuk menyakiti diri sendiri hingga keinginan mengakhiri hidup.
Mengetahui jenis depresi yang dialami seseroang dapat membuat kita lebih aware akan kondisi kesehatan mental.
Selain itu, Anda juga dapat segera memutuskan berkonsultasi dengan ahli sepeti psikolog atau dokter kejiwaan serta mendapat perawatan.
Baca juga: 7 Pemicu Depresi pada Lansia dan Cara Mengatasinya
Melansir Health, berikut 10 jenis depresi yang perlu Anda ketahui.
Gangguan depresi mayor dibagi menjadi dua tipe yaitu depresi atipikal dan depresi melankolis.
Orang dengan depresi mayor atipikal cenderung banyak tidur dan makan. Mereka juga mudah emosi dan sering dirundung rasa cemas berlebihan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.