Kondisi ini dapat disembuhkan dengan obat-obatan, terapi, dan pola asuh orang tua.
Kelahiran anak memang membuahkan kebahagiaan bagi para orangtua. Namun, persalinan juga menyebabkan ibu dan ayah mengalami depresi pascapersalinan.
Pada seorang ibu, kondisi ini dapat dipicu karena perubahan hormon, kelelahan, dan beberapa faktor lainnya.
Sementara itu depresi pascapersalinan pada seorang pria atau ayah dipicu karena lingkungan, pergeseran peran, perubahan gaya hidup saat mengasuh anak.
Depresi musiman adalah jenis gangguan berulang karena perubahan cuaca atau musim yang mengakibatkan perubahan suasana hati.
Individu dengan depresi musiman cenderung memiliki energi yang rendah, makan berlebian, sering tidur, ngidam makanan berkarbohidrat, lonjakan berat badan, atay menarik diri dari lingkungan sosial.
Baca juga: Depresi Bisa Mempercepat Penuaan Otak
Orang dengan depresi psikotik mengalami depresi berat yang ditandai dengan halusinasi (melihat atau mendengar hal-hal yang tidak nyata) atau delusi (keyakinan akan hal-hal yang tidak benar-benar ada).
Penyedia layanan kesehatan biasanya meresepkan antidepresan dan obat antipsikotik bersama-sama untuk mengobati depresi psikotik.
Orang dengan penyakit kronis, seperti sakit jantung, kanker, diabetes, HIV/AIDS dapat mengalami stres atau depresi.
Peradangan terkait penyakit juga berperan dalam timbulnya depresi.
Peradangan menyebabkan pelepasan bahan kimia tertentu oleh sistem kekebalan yang masuk ke otak, menyebabkan perubahan otak yang dapat memicu atau memperburuk depresi pada beberapa orang.
Baca juga: Jarang Disadari, Kenali Gejala Depresi pada Pria
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.