Di luar faktor terkait gaya hidup tidak sehat di atas, ada faktor genetik, lingkungan, peradangan atau infeksi sistemik yang cenderung tidak dapat dikendalikan.
“Deteksi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah melalui uji tapis pada usia anak dan remaja bisa jadi kunci untuk menurunkan angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah,” jelas Sukman, melalui siaran pers yang diterima Kompas.com (11/7/2022).
Jika anak dan remaja termasuk kelompok berisiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah, orangtua dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter.
Selain itu, coba beberapa cara mencegah penyakit jantung untuk mengantisipasi penyakit ini sejak dini.
Baca juga: Gejala Kelainan Jantung Bawaan pada Bayi, Anak, dan Dewasa
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sekaligus ahli kardiologi anak dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) membagikan beberapa cara menjaga kesehatan jantung sejak dini, di antaranya:
Kesehatan jantung anak sebenarnya bisa dipantau sejak bayi lahir lewat pemeriksaan echo kardiografi.
Alat ini dapat mendeteksi jika ada kelainan jantung pada anak. Ketika ada penyakit jantung bawaan, dokter bisa segera membantu mengontrol masalah kesehatan ini lewat pengobatan atau tindakan medis khusus.
Selain itu, jika anak termasuk kelompok berisiko terkena penyakit jantung, orangtua juga perlu konsultasi ke dokter untuk memantau berat badan, tekanan darah, gula darah, sampai kolesterol anak.
Orangtua juga perlu membangun gaya hidup aktif di rumah. Hindari aktivitas yang banyak duduk-duduk atau rebahan dan minim gerak.
Upayakan seluruh keluarga terbiasa aktif bergerak, rutin olahraga bersama. Ajak anak untuk terbiasa jalan kaki, bersepeda, atau bermain di ruang terbuka di luar rumah.
Baca juga: Manfaat ASI Eksklusif Cegah Penyakit Kardiovaskular, Ini Kata Ahli...
Salah satu biang gaya hidup sedentari yang minim pembakaran kalori adalah kebiasaan duduk-duduk atau rebahan. Hal ini sangat terkait dengan waktu menonton televisi atau bermain gawai yang tidak dibatasi.
Terlebih jika aktivitas minim gerak ini disambi mengemil. Risiko obesitas atau berat badan berlebih faktor risiko penyakit jantung juga meningkat.
Untuk itu, pastikan orangtua menerapkan screen time atau batas waktu menatap layar baik komputer, televisi, atau telepon pintar sesuai usia anak. Upayakan jangan sampai lebih dari dua jam setiap hari.
Stres dan banyak tekanan juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Untuk itu, orangtua perlu membangun iklim menyenangkan di rumah.
Biasakan kegiatan bermain bersama-sama, buat rutinitas makan bersama yang asyik, serta rutin jalan bersama anggota keluarga secara berkala.
Baca juga: 8 Penyebab Kelainan Jantung Bawaan yang Perlu Diwaspadai