KOMPAS.com - Setiap orang bisa mengalami hati berlemak. Ketika terjadi hati bisa tidak berfungsi secara normal.
Mengutip Cleveland Clinic, penyakit hati berlemak disebut juga sebagai hepatic steatosis, yang terjadi karena penumpukan lemak ekstra di hati.
Hati yang sehat mengandung sedikit lemak. Namun, akan menjadi masalah ketika penumpukan lemak mencapai 5-10 persen dari berat hati Anda.
Dalam kebanyakan kasus, penyakit hati berlemak tidak menyebabkan masalah serius atau mencegah fungsi hati Anda secara normal.
Baca juga: 13 Cara Mencegah Penumpukan Lemak Ekstra di Hati
Namun 7-30 persen orang dengan kondisi tersebut, mengalami penyakit hati berlemak yang akan semakin memburuk dari waktu ke waktu.
Proses penyakit hati berlemak berkembang melalui tiga tahap, yaitu:
Kebanyakan orang tidak merasakan gejala awal penyakit hati berlemak hingga masalah telah berada pada tahap serius.
Namun, gejala yang bisa dialami seseorang yang terkena penyakit hati berlemak bisa meliputi:
Baca juga: 5 Cara Mencegah Kanker Hati yang Penting Diterapkan
Beberapa orang dengan penyakit hati berlemak mengalami komplikasi, saat gejala awal penyakit hati berlemak tidak mudah sadari, sehingga tidak sempat mendapatkan pengobatan.
Komplikasi penumpukan lemak ekstra di hati itu termasuk fibrosis hati dan sirosis.
Jika Anda mengalami fibrosis hati yang parah, kondisi berubah menjadi sirosis, suatu kondisi yang berpotensi mengancam jiwa yang dapat menyebabkan gagal hati dan kanker hati.
Kerusakan hati akibat sirosis bersifat permanen. Sehingga, sangat penting untuk mencegah penumpukan lemak ekstra di hati sejak awal.
Ciri-ciri sirosis meliputi:
Baca juga: 8 Makanan Berbahaya Bagi Kesehatan Hati yang Harus Dihindari
Mengutip Healthline, ketika hati berlemak berkembang pada seseorang yang minum banyak alkohol, itu dikenal sebagai penyakit hati berlemak alkoholik (AFLD).
Pada seseorang yang tidak minum banyak alkohol, itu dikenal sebagai penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD).