Dilansir dari ClevelandClinic, penyakit langka ini di antaranya defisiensi antitripsin alfa-1 yang membuat penumpukan protein abnormal di hati, hemokromatosis atau kelebihan zat besi yang disimpan di hati.
Selain itu, ada penyakit wilson yang membuat penderitanya kelebihan tembaga, fibrosis kistik yang menyebabkan kista terbentuk di hati, kelainan penyimpanan atau metabolisme glikogen, sampai sindrom alagille yang membuat bayi lahir dengan saluran empedu tidak normal.
Baca juga: 5 Bahaya Fatty Liver yang Perlu Diwaspadai
Penyakit autoimun, contohnya penyakit hepatitis autoimun, juga bisa memicu berkembangnya sirosis hati.
Penyakit ini membuat sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel-sel hati yang sehat.
Penyakit yang merusak atau menyumbat saluran empedu dari hati ke organ pencernaan lain juga bisa menyebabkan sirosis hati.
Penyakit empedu ini bisa berupa kolangitis bilier primer, kolangitis sklerosis primer, penyumbatan saluran empedu, kanker empedu, dan kelainan atresia bilier sejak lahir.
Baca juga: Gejala Fatty Liver dan Penyebabnya
Selain masalah pada hati atau liver, penyebab sirosis hati juga bisa berasal dari gagal jantung kronis.
Kondisi ini menyebabkan cadangan cairan menumpuk di organ hati. Akibatnya, hati dan bagian tubuh lain membengkak sampai rusak.
Amiloidosis adalah penyakit langka yang menyebabkan penumpukan zat protein amiloid di dalam tubuh.
Penumpukan amiloid ini lambat laun bisa merusak hati dan mengganggu fungsi hati.
Baca juga: Bagaimana Alkohol Bisa Merusak Liver?
Perlu diketahui, beragam kondisi atau penyakit penyebab sirosis hati ini biasanya berlangsung secara bertahap. Artinya, penyakit bisa muncul selang bertahun-tahun kemudian.
Untuk itu, jika Anda mendapati gejala sirosis hati, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
Penyakit ini bisa dideteksi lewat pemeriksaan fisik, tes darah untuk memeriksa fungsi hati, tes USG, CT scan, MRI, atau biopsi sampel jaringan hati.
Baca juga: Bagaimana Penyakit Liver Bisa Menyebabkan Muntah Darah?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.