Sayang, pengaruh renin angiotensin ini tidak hanya pada kapiler glomerulus, tapi seluruh kapiler.
Akibatnya ditribusi nutrisi dan oksigen jadi terganggu. Terutama pada jaringan saraf tepi yang peka dengan kekurangan oksigen.
Penyempitan pembuluh kapiler akan dirasakan sebagai kelainan saraf tepi. Mulai dari kesemutan hingga mati rasa.
Pengaruh renin angiotensin pada kapiler mengakibatkab gangguan transport oksigen. Kondisi hipoksia (kekurangan oksigen) mengakibatkan kerusakan jaringan.
Kerusakan jaringan dan tingginya kadar gula merupakan tempat yang ideal untuk hidup bakteri anaerob. Disebu ulkus diabetik.
Pengaruh peningkatan tekanan pembuluh darah juga terjadi di bola mata. Kita sebutkan sebagai glaukoma.
Peningkatan tekanan bola mata yang mengakibatkan gangguan penglihatan. Lapang pandangnya jadi terbatas
Penyempitan pada pembuluh darah juga dipengaruhi oleh antidiuretik hormon atau vasopresin.
Vasopresin pelepasannya dipengaruhi oleh meningkatnya tekanan osmotik darah. Selain itu juga oleh menurunnya volume darah akibat adanya pengeluaran yang berlebihan.
Bedanya, jika sistem renin angiotensin memengaruhi kapiler, maka vasopresin bekerja pada arteri dan arteri kecil.
Salah satu arteri yang dipengaruhi oleh vasopresin di antaranya adalah arteri koronaria. Arteri ini sangat penting, karena penyempitannya akan mengakibatkan kerusakan pada jantung (miokardium). Dirasakan sebagai rasa nyeri seperti ditekan yang hebat.
Penyempitan arteri koronaria mengakibatkan kurangnya pasokan darah yang kaya akan oksigen berkurang (hipoksia).
Kerusakan dapat bersifat sementara (iskemi) atau menetap (infark). Kerusakan ini mengakibatkan kemampuan otot jantung menurun. Sehingga irama jantung akan terganggu. Tergantung dari berapa luas kerusakan otot jantungnya.
Kerusakan jantung tidak hanya dipengaruhi oleh vasopresin. Kerja renin angiotensin di kapiler akan mengakibatkan tahanan meningkat.
Beban kerja jantung jadi bertambah. Otot jantung sebagaimana halnya otot tubuh akan mengalami hipertrofi.