Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/08/2022, 09:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gatal-gatal yang dirasakan di sekujur tubuh tidak hanya bisa disebabkan oleh gigitan nyamuk saja.

Ternyata, jenis tungau yang bernama Sarcoptes scabiei juga bisa membuat badan terasa sangat gatal dan menyebabkan ruam di kulit.

Kondisi kulit yang disebabkan oleh gigitan tungau ini disebut dengan scabies yang berakibat cukup parah sehingga perlu diobati.

Selain menggunakan pengobatan secara medis, ternyata ada beberapa pengobatan dari bahan alami yang bisa digunakan sebagai cara mengobati scabies berikut.

Baca juga: Scabies atau Kudis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

1. Tea tree oil atau minyak pohon teh

Tea tree oil atau minyak pohon teh dikenal sebagai salah satu cara mengobati scabies yang cukup ampuh.

Hal ini sudah dibuktikan dengan penelitian beberapa ahli dari Australia yang diterbitkan di The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene pada tahun 2016.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan antibakteri dan efek penyembuhan luka yang dimiliki oleh tea tree oil berfungsi untuk mencegah scabies untuk berkembang menjadi semakin parah.

Melansir Healthline, tea tree oil akan meringankan rasa gatal yang timbul karena scabies dan mengobati ruam yang muncul.

Meskipun begitu, tea tree oil tidak begitu memberikan efek untuk menghilangkan telur tungau di dalam kulit.

Baca juga: Scabies


2. Mimba

Mimba atau neem sekarang ini banyak dijadikan bahan baku produk kesehatan, seperti minyak, sabun, dan krim.

Produk yang mengandung mimba sendiri dikenal bisa digunakan sebagai cara mengobati scabies karena kandungan yang dimilikinya.

Healthline menyebutkan bahwa mimba memiliki kandungan analgesik, antibakteri, dan anti-inflamasi.

Penelitian laboratorium dilakukan oleh ahli dari Cina dan dimuat pada Jurnal Veterinary Parasitology di tahun 2014.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa minyak mimba berfungsi untuk membunuh tungau penyebab scabies karena komponen aktif yang dimiliki.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh ahli dari Universitas Kairo yang ada di Jurnal Parasitology Research pada tahun 2008.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com