Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Mengapa Diabetes Bisa Disembuhkan?

Kompas.com - 16/08/2022, 15:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETELAH menyampaikan kekeliruan konsep diabetes, ada whatsapp chat dari beberapa sejawat. Beragam tanggapannya. Ada yang menarik dari tanggapan-tanggapan tersebut.

Intinya mempertanyakan apa bedanya konsep kekurangan atau ketiadaan insulin dengan konsep hiperglukoneogenesis. Dua-duanya memiliki efek yang sama, yaitu hiperglikemi. Peningkatan kadar glukosa darah.

Ini tanggapan saya. Meski memiliki efek yang sama akan mengakibatkan tindakan yang berbeda, Hiperglukoneogenesis dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Sedangkan kekurangan atau ketiadaan hanya dipengaruhi dua hal. Pertama, produksi insulin yang menurun. Kedua sensitivitas sel terhadap sel yang menurun.

Untuk yang pertama hanya dihubungkan dengan kualitas pankreas yang memburuk. Sedangkan yang kedua tidak pernah dijelaskan apa penyebabnya.

Faktor kedua yang memengaruhi ketiadaan insulin berhubungan dengan proses glukoneogenesis.

Sedangkan faktor pertama, pasti akan memperlihatkan kenaikan kadar gula darah yang ekuivalen dengan asupan makanan. Sedangkan dari berbagai kasus terlihat kadar peningkatan gula darah justru lebih tinggi dari tingkat asupan makanan.

Pemahaman kekurangan atau ketiadaan insulin menimbulkan konsekuensi adanya pengganti. Sedangkan pemahaman hiperglukoneogenesis menuntut upaya untuk menghentikan atau menyelesaikan proses. Setiap proses pasti akan berakhir jika tujuannya sudah tercapai.

Semua sepakat glukoneogenesis merupakan proses kompensasi. Ada ketidak seimbangan yang menuntut upaya untuk mengembalikan keseimbangan. Artinya proses ini tidak terjadi selamanya.

Pemahan kekurangan insulin juga cenderung menyederhanakann masalah. Asal kadar glukosa darah dapat diturunkan. Istilahnya terkendali maka komplikasi penyakit bisa dicegah.

Namun bagaimana hubungan peningkatan kadar glukosa dengan berbagai komplikasi tidak pernah bisa dijelaskan. Ujug-ujug terjadi setelah kadar glukosa darah meningkat sekian lama.

Pemahaman hiperglukoneogenesis tidak seperti itu. Jika masalahnya hanya peningkatan kadar glukosa dan solusinya menurunkan glukosa darah, artinya sama dengan menghentikan proses glukoneogenesis.

Padahal proses ini merupakan mekanisme kompensasi. Ketidak seimbangan akan terus berlangsung. Upaya untuk menyeimbangkan juga akan terus berjalan.

Akhirnya suatu saat medan arena saling dorong insulin dan hiperglukoneogenesis tidak lagi mampu menampung. Rusaklah medan arena itu secara permanen. Medan arena itu tubuh kita.

Dengan melihat sebagai konsep hiperglukoneogenesis, peningkatan kadar glukosa darah bukan menjadi fokus. Yang jadi masalah dari peningkatan kadar glukosa darah adalah keseimbangan cairan. Upaya kompensasi akan menimbulkan kompensasi lain.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau