KOMPAS.com - Stres tidak berhenti sebagai masalah mental saja, tetapi bisa menyebabkan Anda berisiko mengalami sejumlah penyakit lebih serius.
Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa stres dapat menyebabkan penyakit fisiologis.
Mengutip AARP, stres yang berlangsung lama (kronis) tidak hanya memperburuk penyakit, tetapi dapat menjadi penyebabnya.
"Stres memengaruhi berbagai penyakit penuaan, termasuk penyakit jantung, sindrom metabolik, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kecacatan, bahkan kematian dini," kata Sheldon Cohen, profesor psikologi di Carnegie Mellon University di Pittsburgh.
Baca juga: 8 Cara Sehat Meredakan Stres yang Perlu Diketahui
Bagaimana bisa stres menyebabkan penyakit lebih serius? Berikut ringakasan penjelasannya:
Mengutip Everyday Health, stres menyebabkan pilek mudah Anda alami.
Hal itu karena stres dapat melemahkan fungsi kekebalan tubuh, yang dapat membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit menular sederhana, seperti pilek.
Mengutip WebMD, stres dapat menyebabkan diabetes yang lebih buruk dalam dua cara.
Pertama, stres meningkatkan kemungkinan perilaku buruk, seperti makan tidak sehat dan mium berlebihan.
Kedua, stres cenderung menyebabkan kadar glukosa meningkat pada orang yang sudah memiliki diabetes tipe 2.
Baca juga: 9 Fakta Bagaimana Stres Mempengaruhi Kesehatan Anda
Mengutip Everyday Health, gastrointestinal merupakan cara makanan bergerak melalui sistem pencernaan Anda.
Stres meningkatkan peluang Anda untuk mengalami atau mengembangkan sindrom iritasi usus besar, kondisi radang usus, refluks gastroesofagus, sembelit, diare, dan ketidaknyamanan di perut.
Mengutip Everyday Health, nyeri kronis meliputi migrain dan nyeri punggung bawah.
Nyeri kronis itu biasanya dipicu atau diperburuk oleh otot tubuh yang menegang.
Stres membuat otot tubuh menegang. Sehingga, banyak stres menyebabkan penyakit nyeri kronis.
Penelitian tentang stres dan nyeri kronis dapat memicu respons serupa di otak, terutama di hipokampus dan amigdala.
Baca juga: 3 Cara Atasi Emotional Eating, Makan Berlebihan saat Stres
Anda dapat mengalami penyakit kanker karena banyak faktor, bisa gen keluarga atau lingkungan.
Faktor lingkungan yang menyebabkan kanker salah satunya adalah stres.
Mengutip Everyday Health, stres menyebabkan penyakit kanker karena dapat mengaktifkan respons peradangan otak dan tubuh Anda.
Selain itu, stres merangsang kalenjar adrenal Anda untuk melepaskan hormon stres yang disebut glukokortikoid.
Beberapa penelitian menunjukkan terlalu banyak jenis peradangan sebagai akibat dari stres kronis.
Oleh karenanya, stres memiliki hubungan dengan kanker.
Mengutip Everyday Health, banyak kondisi autoimun disebabkan stres.
Penyakit autoimun yang bisa disebabkan stres, seperti:
Sebuah studi di seluruh populasi Swedia yang diterbitkan dalam JAMA edisi Juni 2018 menemukan pasien dengan gangguan stres lebih mungkin mengembangkan gangguan auto-imun.
Baca juga: Mengenal Reaksi Fisik saat Stres
Mengutip Everyday Health, stres dapat memengaruhi HIV/AIDS, meski tidak memengaruhi secara langsung.
Ada beberapa bukti ilmiah bahwa stres dapat memperburuk keparahan penyakit HIV/AIDS.
Sebuah penelitian terhadap 96 pasien HIV-positif yang diterbitkan dalam Psychological Medicine menemukan bahwa stres meningkatkan risiko berkembang dari HIV menjadi AIDS hingga 50 persen.
Penderita HIV/AIDS yang mengalami stres parah dikaitkan dengan jumlah sel darah putih lebih rendah, sehingga penyakit akan memburuk.
Mengutip WebMD, stres dapat menyebabkan penyakit jantung karena secara langsung meningkatkan detak jantung dan aliran darah.
Selain itu, stres bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam aliran darah.
Stres menyebabkan penyakit jantung karena bisa memicu keinginan untuk merokok atau makan berlebihan yang tinggi lemak, gula tambahan, atau natrium.
Itu semua faktor risiko penyakit jantung.
Sehingga, jika Anda memiliki stres emosional yang tiba-tiba itu dapat memicu masalah jantung yang serius, termasuk serangan jantung.
Orang yang memiliki masalah jantung kronis sangat perlu menghindari stres akut sebaik mungkin.
Baca juga: Hubungan Stres, Hipertensi, dan Kadar Gula Darah
Mengutip WebMD, satu penelitian pada hewan menemukan bahwa stres menyebabkan penyakit Alzheimer.
Hal itu karena stres dapat membentuk lesi otak lebih cepat.
Beberapa penelitian berspekulasi bahwa mengurangi stres berpotensi memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer.
Mengutip WebMD, sebuah studi melihatkan bahwa stres menyebabkan kematian dini juga.
Orang yang secara alami berada di bawah stres tinggi memiliki risiko tinggi terhadap kematian dini.
Studi itu melihat efek kesehatan pada orang lansia yang stres karena merawat pasangan mereka.
Ditemukan bahwa pengasuh memiliki tingkat kematian 63 persen lebih tinggi dari pada orang seusia mereka yang bukan pengasuh.
Baca juga: Pahami kaitan Antara Stres, Kecemasan, dan Tekanan Darah Tinggi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.