KOMPAS.com - Aktivitas sehari-hari yang dilakukan manusia, seperti bekerja, mengasuh anak, membersihkan rumah, hingga hidup bersosial dapat menyebabkan stres.
Stres adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional (mental atau psikis) yang terjadi apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri.
Stres merupakan bagian alami dan penting dari kehidupan, tetapi apabila berat dan berlangsung lama dapat merusak kesehatan kita.
Baca juga: 3 Cara Atasi Emotional Eating, Makan Berlebihan saat Stres
Stres dalam kehidupan sehari-hari yang menumpuk dan tidak diatasi dapat menyebabkan masalah kesehatan, mulai dari penuaan dini, masalah jantung, stroke, hingga kecacatan jangka panjang.
Untuk mencegah stres, ada baiknya mengetahui beberapa fakta bagaimana kondisi mental tersebut dapat memengaruhi kondisi manusia
Bukan rahasia lagi bahwa orang yang stres bisa lepas kendali atau sulit mengendalikan emosi. Mereka biasanya juga susah ditenangkan karena diliputi rasa takut dan kecemasan.
Beberapa orang mungkin lebih berisiko terhadap penyakit tertentu. Stres kronis dapat menjadi 'jalur' masuknya penyakit.
Stres sering dikaitkan dengan penyakit mematikan seperti kanker, jantung, dan paru-paru. Orang stres juga dapat mengalami kecelakaan fatal dan memutuskan bunuh diri.
Para peneliti di Universitas Johns Hopkins juga menemukan bahwa anak-anak yang terpapar stres kronis berisiko besar alami penyakit mental, terlebih jika mereka memiliki kecenderungan genetik.
Baca juga: Hubungan Stres, Hipertensi, dan Kadar Gula Darah
Beberapa orang mungkin tahu bahwa hubungan seks efektif untuk mengatasi stres. Namun, sebelum menyalurkan hasrat seks, Anda bisa saja kehilangan gairah karena stres.
Sejumlah penelitian menujukkan bahwa stres dapat mempengaruhi berat badan pria, penurunan kadar testosteron, dan hasrat seksual.
Tingkat stres yang tinggi pada wanita yang baru melahirkan juga dapat memicu perubahan pada anak-anak mereka saat mereka tumbuh, khususnya masalah perilaku dan perkembangan.
Beberapa orang menanggapi situasi stres dengan menggertakkan gigi mereka bahkan saat tidur. Jika dibiarkan, hal ini dapat merusak rahang dan membuat gigi menipis.
Stres dapat memicu kerusakan jantung. Hal itu karena hormon stres dapat meningkatkan detak jantung dan menyempitkan pembuluh darah.
Kondisi tersebut memaksa jantung bekerja lebih keras serta meningkatkan tekanan darah.