Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Mitos tentang Endometriosis, Jangan Lagi Percaya

Kompas.com - 19/08/2022, 18:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Selain itu, gejala juga masih bisa berlanjut jika lesi endometrium ada di luar rahim, misalnya pada usus.

 

4. Endometriosis hanya menyerang organ reproduksi wanita

Lesi endometriosis paling sering ditemukan di panggul, indung telur, dan perut bagian bawah.

Namun, endometriosis dapat berkembang di organ mana pun, termasuk otak yang bisa menyebabkan kejang ketika wanita mengalami menstruasi.

5. Endometriosis selalu menyebabkan rasa sakit

Sebuah penelitian menunjukkan, lebih dari 60 persen wanita dengan diagnosis endometriosis mengalami nyeri panggul kronis.

Selain itu, orang dengan endometriosis 13 kali lebih mungkin mengalami sakit perut daripada mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut.

Meski rasa sakit merupakan gejala yang umum, diagnosis endometriosis bisa saja diberikan saat seorang wanita tidak mengalami keluhan sakit di area perut.

Oleh karena itu, endometriosis baru bisa diketahui apabila seorang wanita menjalani pemeriksaan atau operasi perut.

Baca juga: Sakit saat Berhubungan Seks karena Endometriosis, Coba 5 Tips Berikut

 

6. Menopause menghentikan gejala endometriosis

Beberapa orang berpikir bahwa rasa sakit akibat endometriosis akan hilang setelah menopause atau henti haid.

Sebagaimana diketahui, anggapan itu mungkin muncul karena umumnya endometriosis menyebabkan seorang wanita alami rasa sakit luar biasa saat menstruasi.

Namun, sama seperti operasi pengangkatan rahim atau histerektomi, menopause ternyata tidak menyembuhkan endometriosis.

Kondisi ini dapat berkembang hingga bertahun-tahun setelah masa menstruasi berhenti. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter demi mengatasi nyeri endometriosis setelah menopause.

 

7. Aborsi sebabkan endometriosis

Semua jenis aborsi, baik langsung, medis, atau ilegal sama-sama mengakibatkan risiko bagi kesehatan. Mulai dari perdarahan hebat, sepsis, infeksi radang panggul, hingga kanker serviks, serta kanker hati.

Kendati demikian, aborsi tidak menyebabkan endometriosis. Dokter Stegmann kepada Medical News Today menyebutkan, tidak ada hubungan genetik antara aborsi dengan endometriosis.

Baca juga: Waspadai Nyeri Haid yang Mengarah pada Gejala Endometriosis

 

8. Pil KB dapat menyembuhkan endometriosis

Penyakit endometriosis tidak dapat disembuhkan secara menyeluruh, hanya dapat ditangani sesuai dengan tahapannya.

Penanganan endometriosis dapat dilakukan dengan konsumsi obat pereda nyeri, obat hormonal, penyesuaian gaya hidup, ataupun tindakan pembedahan pada kasus yang sudah berat.

Pil KB sering dianggap mampu menyembuhkan endometriosis. Namun, kenyataanya alat kontrol kehamilan ini hanya membantu mengurangi rasa sakit saat ovulasi dan menstruasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com