KOMPAS.com - Kasus pertama monkeypox di Indonesia menyebabkan sebagian masyarakat merasa cemas karena takut tertular. Lantas, apakah penyakit cacar monyet dapat menyebabkan kematian?
Menurut sifatnya, cacar monyet adalah penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang yang menular dari hewan ke manusia.
Penyakit ini merupakan penyakit endemik dari Afrika barat dan Afrika tengah yang disebabkan oleh adanya infeksi virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae.
Baca juga: 4 Fakta tentang Vaksin Cacar Monyet yang Disetujui FDA
Penyakit cacar monyet umumnya menyebabkan gejala-gejala seperti:
Meski mulai menyebar di berbagai negara termasuk Indonesia, virus cacar monyet memiliki fatalitas atau tingkat kematian yang rendah.
Dilansir dari WHO, dalam kebanyakan kasus, gejala cacar monyet hilang dengan sendirinya atau tanpa obat dalam beberapa minggu.
Menurut catatan WHO, dari 35 orang terinfeksi cacar monyet, baru 12 orang yang meninggal dunia.
Kasus kematian tersebut juga bukan disebabkan virus melainkan karena komplikasi. Beberapa komplikasi medis akibat virus monkeypox yang harus diwaspadai, antara lain:
Komplikasi medis serta kematian akibat virus cacar monyet umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir, anak-anak, serta kelompok orang yang memiliki sistem imun lemah.
Baca juga: 5 Hal yang Penting tentang Cacar Monyet, Gejala hingga Pencegahan
Pasien cacar monyet wajib mengikuti anjuran dari dokter dan tenaga keseharan agar segera pulih. Gejala biasanya sembuh dengan sendirinya tanpa perlu pengobatan.
Jika diperlukan, obat untuk nyeri (analgesik) dan demam (antipiretik) dapat digunakan untuk meredakan beberapa gejala.
Selain itu, pasien cacar monyet harus tetap terhidrasi, memenuhi kebutuhan nutrisi, serta mendapatkan waktu tidur yang cukup.
Penderita cacar monyet juga harus menghindari keinginan menggaruk kulit yang gatal. Penting pula untuk merawat ruam dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh lesi.