Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Tingkat Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Otak?

Kompas.com - 14/09/2022, 10:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Tingkat kelangsungan hidup untuk kanker otak setiap orang sangat bervariasi.

Jika seseorang didiagnosis menderita kanker otak, mungkin secara refleks akan bertanya tingkat kelangsungan hidupnya.

Mengutip Moffitt Cancer Center, kanker otak adalah penyakit serius yang bisa memengaruhi hampir seluruh sistem dan fungsi tubuh, seperti:

  • Penglihatan
  • Berbicara
  • Menelan
  • Menjaga keseimbangan tubuh
  • Membentuk kepribadian

 

Baca juga: Tanda-tanda Kanker Otak Stadium Akhir yang Harus Diwaspadai

Jenis dan usia pasien panderita kanker otak menentukan tingkat kelangsungan hidup.

Pasien yang lebih muda cenderung memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik dari pada pasien yang mengembangkan kanker otak di usia tua.

Pasien yang didiagnosis dengan kanker otak stadium rendah sering kali memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik dari pada pasien dengan stadium tinggi.

Mengutip Health Grades, berikut tingkat kelangsungan hidup relatif rata-rata 5 tahun untuk penderita kanker otak berdasarkan usia dewasa dan jenisnya, menurut laporan American Cancer Society:

Astrositoma tingkat rendah (difusi):

  • Usia 20–44 tahun: 73 persen
  • Usia 45–54 tahun: 46 persen
  • Usia 55–64 tahun: 26 persen

Baca juga: Jenis Kanker Otak yang Perlu Diketahui

Astrositoma tingkat tingggi (anaplastik):

  • Usia 20–44 tahun: 58 persen
  • Usia 45–54 tahun: 29 persen
  • Usia 55–64 tahun: 15 persen

Glioblastoma (kanker otak stadium IV yang paling umum):

  • Usia 20–44 tahun: 22 persen
  • Usia 45–54 tahun: 9 persen
  • Usia 55–64 tahun: 6 persen

Oligodendroglia difusi:

  • Usia 20–44 tahun: 90 persen
  • Usia 45–54 tahun: 82 persen
  • Usia 55–64 tahun: 69 persen

Baca juga: Penyebab Kanker Otak yang Perlu Diketahui

Oligodendroglia anaplastik:

  • Usia 20–44 tahun: 76 persen
  • Usia 45–54 tahun: 67 persen
  • Usia 55–64 tahun: 45 persen

Ependymoma/ependymoma anaplastik:

  • Usia 20–44 tahun: 92 persen
  • Usia 45–54: 90 persen
  • Usia 55–64 tahun: 87 persen

Meningioma (tumor umum relatif jinak):

  • Usia 20–44 tahun: 84 persen
  • Usia 45–54 tahun: 79 persen
  • Usia 55–64 tahun: 74 persen

Tingkat kelangsungan hidup relatif ini digunakan hanya untuk memberikan gambaran tentang berapa lama seseorang dengan kondisi tertentu dapat hidup setelah diagnosis, dibandingkan dengan seseorang tanpa kondisi tersebut.

Baca juga: Tanda-tanda Kanker Otak yang Perlu Diperhatikan

Tingkat kelangsungan hidup kanker metastatik otak

Mengutip Moffitt Cancer Center, kanker metastatik otak berkembang karena sel kanker dari jaringan atau organ lain menyebar ke otak.

Sel kanker dari jaringan atau organ lain ini bergerak melalui aliran darah atau sistem limfatik untuk sampai ke otak.

Semua jenis kanker berpotensi menyebar ke otak, tetapi kanker yang paling sering memengaruhi otak meliputi:

  • Paru-paru
  • Payudara
  • Kulit (melanoma)
  • Usus besar
  • Ginjal.

Misalnya, ketika kanker payudara menyebar ke otak, tumor otak terdiri dari sel kanker payudara dan kanker ini secara medis disebut sebagai kanker payudara metastatik atau kanker otak sekunder.

Baca juga: Apakah Penyakit Kanker Otak Bisa Sembuh?

Tingkat kelangsungan hidup penderita kanker otak sekunder bervariasi berdasarkan diagnosis.

Mengutip Health Grades, berikut perkiraan rata-rata tingkat kelangsungan hidup penderita kanker otak sekunder:

  • Kanker paru-paru non-sel kecil: tingkat kelangsungan hidup rata-rata adalah sekitar 7-47 bulan.
  • Kanker payudara: tingkat kelangsungan hidup rata-rata adalah sekitar 3-36 bulan.
  • Melanoma: tingkat kelangsungan hidup rata-rata adalah sekitar 5-34 bulan.
  • Kanker usus: tingkat kelangsungan hidup rata-rata adalah sekitar 3-17 bulan.
  • Kanker ginjal: tingkat kelangsungan hidup rata-rata adalah sekitar 4-35 bulan.

Penting untuk diingat bahwa tingkat kelangsungan hidup penderita penyakit kanker otak ini hanya perkiraan.

Persentasenya didasarkan pada data masa lalu dan perawatan dengan cara yang lebih lama.

Untuk mengetahui kondisi spesifik, Anda perlu konsultasi langsung dengan dokter.

 

Baca juga: Kenali Pusing yang Bisa Jadi Gejala Kanker Otak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau