Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sunardi Siswodiharjo
Food Engineer dan Praktisi Kebugaran

Food engineer; R&D manager–multinational food corporation (2009 – 2019); Pemerhati masalah nutrisi dan kesehatan.

Bahaya Kontaminasi BPA (Bisphenol-A) dan Persoalan Kedaulatan Air

Kompas.com - 27/09/2022, 09:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Faktanya, sampai saat ini, ketersediaan air minum sehat dari jaringan pipa distribusi perusahaan air minum (PAM) masih belum bisa diandalkan, baik secara kuantitas maupun kualitas.

Beberapa contoh keluhan masyarakat pengguna PAM yang paling sering muncul adalah debit air kecil, sering mati, bau karat, rasa tidak enak, keruh serta tidak layak minum.

Penentuan tarif proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) oleh PDAM di berbagai daerah ternyata masih menjadi masalah dalam upaya perluasan layanan air minum yang aman kepada masyarakat.

Tarif PDAM seringkali tidak ditentukan berdasarkan kriteria ekonomis, tetapi lebih pada pertimbangan populis atau bahkan politis. Akibatnya, banyak PDAM yang terpaksa gulung tikar karena tidak efisien dan menderita kerugian secara terus-menerus.

Tidak tersedianya air minum yang aman dan layak untuk dikonsumsi membuat sebagian warga masyarakat terpaksa beralih menggunakan AMDK. AMDK memang menawarkan hampir semua keinginan konsumen seperti praktis, sangat mudah diperoleh, aman, bisa digunakan ulang, rasa lebih enak serta harga relatif masih terjangkau.

Data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021 mencatat jumlah rumah tangga pengguna air minum isi ulang sebanyak 22,8 juta atau setara dengan 30,1 persen dari total 75,6 juta rumah tangga di Indonesia.

Baca juga: Ombudsman Nilai Sosialisasi Bahaya BPA Perlu Ditingkatkan

Angka tersebut merupakan porsi terbesar dibandingkan dengan sumber air utama yang digunakan rumah tangga untuk air minum, misalnya sumur bor atau pompa sebanyak 13,3 juta rumah tangga, dan leding sebesar 6,7 juta rumah tangga.

Tingginya jumlah konsumen AMDK juga bisa disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan bahaya paparan migrasi BPA ke dalam air minum dalam kemasan. Oleh karena itu, pemerintah melalui BPOM akan berupaya melindungi masyarakat melalui regulasi BPA.

BPOM berencana mewajibkan pencantuman peringatan tentang bahaya kontaminasi BPA, senyawa berbahaya dalam mikroplastik pada galon air minum guna ulang. Hal ini penting agar masyarakat bisa lebih sadar, waspada, dan terlindung dari bahaya tersebut.

Hal itu tentu menjadi pilihan sulit bagi industri AMDK. Namun kepentingan dan hak masyarakat akan kesehatan harus diutamakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com