Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyimak Pengolahan Herba Menjadi Obat Tradisional Khas Karo

Kompas.com - 05/10/2022, 10:51 WIB
Krisda Tiofani,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Desa Wisata Batu Katak yang berada di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara ini memiliki daya tarik selain wisata alamnya.

Salah satunya, melihat pembuatan sekaligus mencoba langsung produk obat herbal Arih Ersada khas Karo.

Arih Ersada merupakan kelompok tanaman herbal di Desa Jongjong yang berdiri sejak September 2021. Kumpulan ini terdiri dari sembilan ibu rumah tangga.

Baca juga: 9 Herbal Penghilang Rasa Sakit Alami

Kegiatan Familiarization Trip Ekowisata oleh DESMA Center, proyek pembangunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada Jumat (23/9/2022), memberi kesempatan Kompas.com untuk melihat langsung pembuatan obat herbal Arih Ersada.

Empat orang ibu menyambut kedatangan kami ke salah satu rumah sekaligus tempat produksi obat herbalnya.

Setelah berbincang singkat, dua dari empat anggota Arih Ersada tersebut langsung menunjukkan proses mengolah herba menjadi obat herbal.

Pembuatannya dimulai dengan mencencang sekitar 15-20 macam herba yang diambil langsung dari kebun dekat rumah para ibu.

Pembuatan obat herbal atau obat tradisional karo oleh Arih Ersada di Sumatera Utara. Kompas.com/Krisda Tiofani Pembuatan obat herbal atau obat tradisional karo oleh Arih Ersada di Sumatera Utara.

Bukan dengan blender, proses ini murni dilakukan dengan pisau besar beralas talenan kayu tebal.

Baca juga: 7 Herbal yang Berkhasiat untuk Menjaga Kesehatan Jantung

"Setelah dicincang sampai halus, baru kita aduk rata dan jemur di oven pakai sinar matahari di teras. Gak dikeluarkan biar gak kena debu, Jadi ditaruh di tampah, kita jemur beberapa hari, kita campur lagi biar merata," jelas Niati br Marbun, ketua Arih Ersada.

Penjemuran herba yang sudah dicincang biasanya memakan waktu selama tiga hingga tujuh hari, tergantung panas matahari.

Setelah itu, obat herbal bisa langsung dibungkus. Namun, khusus produk obat herbal sembur.

 

Produk obat herbal Arih Ersada, kelompok tanaman di Desa Desa Batu Jongjong, Bahorok, Langkat, Sumatera Utara. Kompas.com/Krisda Tiofani Produk obat herbal Arih Ersada, kelompok tanaman di Desa Desa Batu Jongjong, Bahorok, Langkat, Sumatera Utara.

Produk obat herbal Arih Ersada sebenarnya hanya ada satu, tetapi terbagi menjadi tiga bentuk, yakni sembur, serbuk, dan basah.

Bila obat sembur bisa langsung dibungkus usai cencangan herba kering, obat serbuk masih perlu dihaluskan.

Baca juga: 9 Herbal untuk Mengobati Perut Kembung

Sementara itu, obat herbal basah milik Arih Ersada harus dicampur dengan lemon terlebih dulu. Selain membuat teksturnya berubah, bahan ini juga mampu menambah masa simpan obat.

Menurut Niati, obat herbal buatannya dan kawan-kawan bisa tahan bertahun-tahun di suhu ruang maupun kulkas. Cara mengonsumsinya pun mydah.

"Kalau obat sembur, kita kunyah, lalu taruh di tangan, lumuri ke perut. Kalau yang bubuk dan basah, dicampur pas lagi minum teh manis, susu, atau kopi," jelasnya.

Perbandingan obat herbal dengan minumannya adalah satu gelas air dengan sepertiga sendok teh obat.

Nantinya, orang yang meminum obat herbal ini akan merasakan sejumlah khasiat, seperti menurunkan demam, meredakan sakit kepala, meredakan nyeri sendi, dan mengobati masuk angin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau