Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Sering Pakai Pelurus Rambut Kimia Bisa Kena Kanker Rahim

Kompas.com - 18/10/2022, 16:31 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Studi dari National Institutes of Health menyebutkan, wanita yang sering meluruskan rambut dengan proses kimiawi berisiko terkena kanker rahim 2,5 lipat lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak pernah menggunakan zat kimia ini.

Penelitian yang diterbitkan di Journal of National Cancer Institute, Senin (17/10/2022) ini meneliti 33.000 wanita berkulit hitam berumur 35-74 tahun di AS yang kerap menggunakan produk pelurus rambut kimia.

Setelah diamati selama 11 tahun, 378 wanita tersebut terkena kanker rahim, terutama di bagian endometrium atau jaringan pelapis rahim.

Baca juga: 5 Makanan Penyebab Kanker Payudara yang Perlu Dihindari

Kebanyakan penderita terkena kanker rahim diduga karena kadar hormon estrogen yang lebih tinggi di atas rata-rata normal.

Dari hasil penelitian lebih lanjut, penyebab hormon tidak seimbang ini terkait dengan penggunaan produk pelurus rambut kimia selama beberapa tahun terakhir.

Ahli juga sempat membandingkan ada tidaknya kaitan kanker rahim dengan zat kimia untuk perawata rambut lain seperti pewarna, bleach, highlight, atau perm. Namun, tidak ada kaitan antara zat kimia tersebut dengan kanker rahim.

Baca juga: 5 Kebiasaan Penyebab Kanker Serviks yang Sebaiknya Dihindari Wanita

Kenapa zat kimia pelurus rambut bisa jadi faktor penyebab kanker rahim?

Tim ahli yang dimotori epidemiolog kanker National Institutes of Health Alexandra White menyampaikan, zat kimia pelurus rambut bisa jadi salah satu faktor penyebab kanker rahim lantaran bisa memengaruhi hormon.

“Bahan kimia dalam produk pelurus rambut pada dasarnya bisa bertindak seperti estrogen di dalam tubuh. Proses ini mengganggu proses hormonal dan memengaruhi risiko kanker,” jelas White, dikutip dari AFP, Selasa (18/10/2022).

Menurut White, zat kimia yang digunakan dalam sejumlah produk pelurus rambut mengandung formaldehida.

Zat yang dapat memutus ikatan protein keratin ini mengubah struktur rambut dan membuat rambut lurus. Sayangnya, zat ini bersifat karsinogen atau bisa memicu kanker.

Meskipun ada risiko kanker rahim pada penggunaan pelurus rambut kimia, tapi White menyebutkan keterbatasan penelitiannya belum spesifik menyebut merek tertentu atau sedikit banyaknya produk yang digunakan.

Pasalnya, sebagian responden yang diteliti ada yang sudah lupa dengan detail riwayat pelurusan rambut mereka.

Walaupun ada celah penelitian tersebut, hasil studi White dkk bisa jadi pengingat agar wanita lebih berhati-hati dan tidak berlebihan meluruskan rambut secara kimiawi.

Wanita juga didorong untuk lebih aktif menepis stigma standar kecantikan bahwa rambut indah harus lurus.

Baca juga: 5 Kebiasaan Penyebab Kanker Payudara yang Sebaiknya Dihindari


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau