GIP dan GLP-1 memiliki efek ganda yaitu merangsang pelepasan insulin dan menghambat glukagon. GLP-1 juga memiliki efek menghambat pelepasan asam lambung dan pengosongan saluran cerna, sehingga memiliki efek untuk memberikan rasa kenyang lebih lama.
Saat ini, GLP-1 memperoleh perhatian sebagai obat untuk mengatasi obesitas. Sayangnya efek ini justru terbalik dengan GIP.
Rangsang pelepasan insulin yang terlalu masif mengakibatkan proses lipogenesis. GIP berperan dalam terjadinya obesitas. Hal ini terlihat pada pasien-pasien yang dilakukan operasi bariatrik, yaitu prosedur operasi dengan memotong sebagian saluran cerna pada pasien-pasien obesitas.
Namun operasi itu menimbulkan efek samping hipoglikemi post prandial, yaitu penurunan gula darah setelah makan akibat kondisi hiperinsulinemi. Penelitian inkretin memberikan harapan eradikasi diabetes dengan berbagai komplikasinya.
Temuan ini juga memberikan pemahaman baru tentang lifestyle yang lebih tepat bagi para diabetesi. Pembatasan asupan makanan yang selama ini dilakukan ternyata sebuah kekeliruan. Pembatasan makanan justru akan memicu stres.
Baca juga: Suka Bergadang Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2 dan Penyakit Jantung
Stres yang pada akhirnya akan memicu pelepasan glukagon, penyebab kondisi hiperglikemik.
Strategi penanganan diabetes terbaru adalah dengan mengatasi hal-hal yang memicu terjadinya pelepasan glukagon. Salah satunya dengan mengendalikan stres. Baik itu stres fisik dan terutama stres psikologis.
Strategi diharapkan akan memberikan kesembuhan total pada pasen diabetes. Bukan kondisi gula darah terkontrol. Salam, semoga menjadi inspirasi hidup sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.