KOMPAS.com - Marah merupakan bentuk emosi yang normal dialami setiap orang. Namun, marah dapat memberi dampak negatif apabila tidak dikelola dengan baik.
Seseorang lebih rentan marah ketika sedang stres. Dalam keadaan ini, perasaan marah biasanya lebih sulit dikelola karena:
Baca juga: 5 Hal Penyebab Orang Mudah Marah, Salah Satunya Kondisi Medis
Seperti stres yang tidak dikelola dengan baik, kemarahan yang tak ditangani dengan cara yang tepat dapat menimbulkan ketidaknyamanan hingga memicu gangguan kesehatan.
Menurut sebuah penelitian di Ohio State University, orang yang kurang mampu mengontrol amarahnya cenderung lebih lambat sembuh dari luka batin maupun fisik.
Hal itu karena tubuh akan memproduksi banyak hormon stres, yaitu adrenalin dan kortisol.
Hormon kortisol dan adrenalin juga mengakibatkan pembuluh darah menyempit, jantung bekerja lebih cepat, dan tekanan darah meningkat.
Studi lain dari Harvard School of Public Health, menemukan bahwa mereka yang memiliki tingkat permusuhan (antar individu) yang tinggi berisiko mengalami masalah pernapasan (paru-paru).
Orang yang punya musuh atau bermusuhan lama-kelamaan juga mengalami penurunan fungsi organ lain seiring bertambahnya usia.
Beberapa masalah lain yang ditimbulkan akibat tidak bisa mengelola amarah:
Melihat adanya berbagai dampak buruk amarah, kemarahan harus dikelola dengan baik, bukan ditahan atau diabaikan.
Saat mengenali sinyal amarah, penting untuk mengeluarkan emosi tersebut secara perlahan, mengevaluasi dari mana perasaan marah berasal, dan memutuskan tindakan selanjutnya.
Dilansir dari Verywell Mind, berikut beberapa cara untuk mengelola kemarahan:
Ketika sinyal marah muncul, seseorang sangat mudah bereaksi dan justru mengambil tindakan gegabah hingga memperburuk keadaan.
Hal yang bisa kita lakukan adalah pergi sejenak dari sumber kemarahan atau konflik untuk menenangkan diri sendiri.