KOMPAS.com- Menikah dengan seorang penderita bipolar bisa memberikan tantangan tersendiri.
Penerita bipolar bisa mengalami fase mania atau hipomanik dan fase depresi. Saat memasuki fase mania atau hipomanik, mereka bisa memiliki gairah seks yang tinggi, terlibat dalam perilaku yang beresiko, dan menghambur-hamburkan uang tanpa alasan yang jelas.
Sebaliknya, saat fase depresi mereka bisa terlihat malas beraktivitas, enggan bersosialisasi, dan memiliki gairah seks yang rendah.
Anak yang dibesarkan dengan orangtua yang tidak memiliki emosional stabil bisa menganggu perkembangan dan pertumbuhannya. Anak juga bisa merasa sulit mendapatkan ruang yang aman.
Hal semacam ini tentu membuat sisi emosional Anda bisa terguncang. Bahkan, Anda bisa sulit mempertahankan stabilitas dalam pernikahan.
Baca juga: Penting Diwaspadai, Ini Penyebab Bipolar Kambuh
Meski ada banyak tantangan yang bisa Anda temui saat menikah dengan penderita bipolar, bukan berarti rumah tangga Anda tidak bisa bahagia.
Berikut hal yang bisa dilakukan untuk mempertahankan pernikahan bersama penderita bipolar:
Konseling bersama pasangan sangat penting untuk mengatasi rasa kesal atas tindakan pasangan bipolar.
Hal yang umum bagi seseorang dengan gangguan bipolar untuk menyakiti dan menyinggung pasangannya.
Saat seseorang pertama kali didiagnosis, seringkali ada masalah hubungan yang perlu ditangani.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.