Namun, maraknya restoran cepat saji an pergeseran budaya membuat kultur makan dengan asupan bergizi lengkap tersebut perlahan luntur. Praktik Shokuiku digadang-gadang bisa membudayakan lagi pola makan sehat ini.
Baca juga: Kenali Strategi Program Shokuiku di Jepang untuk Melawan Hipertensi
Perubahan sosial di Jepang, seperti industrialisasi sampai urbanisasi, membuat semakin banyak orang yang makan sendirian, terutama anak-anak dan kalangan lansia.
Kondisi ini membuat orang cenderung melewatkan sarapan sampai ogah-ogahan makan sehat. Shokuiku diharapkan bisa membudayakan kembali makan beramai-ramai, terutama saat di rumah.
Praktik Shokuiku diharapkan bisa menekan angka keracunan makanan dengan cara membiasakan publik mengonsumsi makanan yang higienis.
Praktik ini diharapkan juga bisa menekan tingkat ketergantungan impor bahan baku mentah di Jepang yang cukup tinggi. Selain itu, ajaran untuk makan secukupnya diharapkan bisa mengurangi jumlah sampah makanan berlebih.
Setelah menyimak apa itu Shokuiku, konsep program, sampai manfaatnya, tak ada salahnya mencontoh edukasi pola makan sehat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.