Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nutrisi dan Stimulasi agar Anak Prematur Sehat dan Cerdas

Kompas.com - 17/11/2022, 18:05 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Anak yang lahir prematur atau kurang dari 37 minggu kehamilan masuk dalam kategori risiko tinggi. Itu sebabnya mereka butuh nutrisi dan stimulasi yang tepat agar tumbuh kembangnya optimal.

“Semua anak butuh dipantau, terlebih bayi prematur. Mereka punya risiko serta tantangan yang lebih kompleks dibandingkan anak-anak yang lahir cukup bulan,” kata Prof.Dr. Rina Rohsiswatmo Sp.A(K), dalam webinar memeringati Hari Prematur Sedunia yang diadakan Danone Specialized Nutrition (15/11).

Peran orangtua sangat krusial untuk mendukung tumbuh kembang anak, terutama dalam hal memastikan nutrisi yang bergizi seimbang, serta stimulasi.

Dijelaskan oleh Rina, setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan orangtua pada tahun-tahun pertama kehidupan anak prematur, yakni fisik, kemampuan belajar dan kognitif, kesehatan mental, serta kualitas hidup.

Baca juga: 11 Faktor Risiko Bayi Lahir Prematur Perlu Diperhatian Ibu Hamil

“Anak lahir prematur mempunyai kesulitan beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya, seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati, dan sistem pencernaannya,” kata dokter spesialis anak konsultan perinatologi dan neonatologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Selain melakukan pengukuran fisik anak ke dokter, orangtua juga harus memantau perkembangan kecerdasan dan kemampuan bahasa anak sejak lahir.

“Orangtua tidak boleh acuh, pemantauan anak yang lahir dalam kondisi high risk harus terus dilanjutkan, tidak hanya berhenti sampai perawatan selesai atau sampai usia 2 tahun saja,” katanya.

Intervensi nutrisi juga harus dilakukan, terlebih jika anak lahir dengan berat badan rendah. Namun, Rina menegaskan bahwa kenaikan berat badan tidak perlu dilakukan cepat-cepat agar tidak menjadi obesitas.

Orangtua dapat berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui nutrisi apa yang dibutuhkan anak, terutama asupan protein hewaninya.

Baca juga: Tanda-tanda Diare pada Bayi yang Perlu Diketahui Orangtua

Stimulasi yang tepat

Salah satu stigma mengenai anak terlahir prematur adalah kecerdasan yang lebih rendah. Hal ini keliru. Berbagai jurnal menyebut, hampir semua anak prematur dapat masuk sekolah tepat waktu. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang memilki bakat luar biasa yang tak disangka-sangka.

Hasil tangkap layar webinar peringatan Hari Prematur Sedunia.Hasil tangkap layar Hasil tangkap layar webinar peringatan Hari Prematur Sedunia.

Psikolog Irma Gustiana Andriani mengatakan, sejak bayi anak prematur butuh kontak fisik dengan orangtua (skin to skin contact) untuk memaksimalkan perkembangan otak anak.

Untuk mengembangkan kecerdasan kognitif anak, Irma mengingatkan pentingnya melakukan deteksi dini gangguan kesehatan dengan berkonsultasi ke dokter secara aktif.

“Penanganan sedini mungkin sangat penting untuk mencegah ketidakcukupan gizi yang diperlukan untuk perkembangan otak yang optimal,” katanya.

Baca juga: Mengenal Ciri Utama Balita yang Terlambat Bicara

Prof. Rinawati menyebutkan kemampuan kognitif dan bahasa anak lahir prematur harus distimulasi agar mampu mencerna informasi serta berkomunikasi dengan orang di sekitarnya.

“Ini nantinya akan memengaruhi keterampilan pra sekolah dan akademisnya,” katanya.

Tantangan yang dihadapi orangtua yang memiliki anak prematur juga dirasakan oleh Desi Fatwa saat mengasuh putrinya, Benazir Shahnaz Alqori yang lahir di usia 25 minggu dengan berat 529 gram.

Meski banyak perawatan intensif yang harus dijalani sejak kecil, namun orangtua Shahnaz tetap memberikan kepercayaan bahwa dirinya dapat tumbuh seperti anak-anak lainnya.

“Kami sangat bersyukur Shahnaz dapat tumbuh sehat serta berprestasi seperti sekarang,” ujar Desi.

Shahnaz kini duduk di kelas 9 dan memiliki segudang prestasi mulai dari mengikuti balet selama delapan tahun hingga mengikuti National Science and Mathematics Olympic.

”Orangtua dapat memilih informasi yang benar mengenai penanganan bayi prematur. Karena kebanyakan informasi yang beredar di media sosial bukanlah sumber tepercaya. Saran dokter sudah yang terbaik,” kata Desi.

Baca juga: Kenapa Bayi Kembar Berisiko Lahir Prematur?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau