KOMPAS.com - Kualitas tidur dan depresi ternyata saling berkaitan.
Melansir WebMD, depresi bisa menyebabkan sulit tidur atau tidak nyenyak ketika tidur.
Namun tidak hanya itu saja, Healthline juga menjelaskan bahwa kurang tidur juga bisa menyebabkan depresi.
Baca juga: Mengenal Metode dan Tes Depresi
Berikut penjelasan lengkapnya serta bagaimana cara mengatasinya.
WebMD menjelaskan bahwa ketidakmampuan seseorang untuk tidur merupakan gejala depresi klinis.
Namun tidak hanya itu saja, gejala lain dari depresi klinis adalah tidur terlalu lama atau berlebihan.
Hal ini juga didukung oleh penelitian yang terbit pada Jurnal Folia Medica di tahun 2009.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada kaitan kuat antara gangguan tidur dan gejala depresi.
Meskipun keduanya saling berkaitan, ternyata sulit tidur tidak selamanya menyebabkan depresi.
Kesulitan tidur juga disebabkan oleh kondisi kesehatan lainnya sehingga membuat depresi yang dirasakan semakin parah.
Baca juga: Harapan Terlalu Tinggi Bisa Sebabkan Depresi
Healthline menjelaskan bahwa apnea tidur atau sleep apnea merupakan salah satu kondisi di mana terdapat gangguan pernapasan selama tidur.
Kondisi ini kemudian dikaitkan dengan depresi dan telah dibuktikan melalui beberapa penelitian.
Salah satunya merupakan penelitian di dalam Journal of Neurosciences in Rural Practice pada tahun 2017.
Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 47 partisipan yang memiliki depresi, 44 di antaranya juga memiliki gejala sleep apnea yang cukup parah.
Baca juga: 5 Efek Begadang bagi Wanita
Medical News Today menjelaskan bahwa sulit tidur membuat kinerja seseorang tidak maksimal sehingga kemungkinan untuk mengontrol emosi juga menurun.