Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa Itu Sindrom Overtraining, Gejala, dan Cara Pencegahannya

Kompas.com - 24/12/2022, 10:30 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Olahraga atau latihan fisik secara berlebihan tanpa meluangkan waktu untuk istirahat dapat memberi dampak buruk dan menyebabkan kondisi yang disebut sebagai sindrom overtraining.

Latihan berlebihan dapat menyebabkan penurunan performa atletik hingga efek psikologis berupa perubahan suasana hati, gejala kecemasan, hingga depresi.

Baca juga: 5 Manfaat Pendinginan Setelah Olahraga yang Pantang Dilewatkan

Simak penjelasaan berikut untuk mengetahui apa itu sindrom overtraining, gejala, dan pencegahannya.

Apa itu sindrom overtraining?

Dilansir dari Verywell Fit, sindrom overtraining adalah suatu kondisi saat seseorang merasa sangat lelah, kinerja menurun, perubahan suasana hati, gangguan tidur, dan masalah lain akibat terlalu banyak berolahraga dan kurang istirahat.

Overtraining atau latihan berlebihan adalah hal umum di kalangan atlet, terutama saat sedang menyiapkan kompetisi atau perlombaan olahraga.

Atlet sering berolahraga atau latihan lebih lama dan keras untuk mencapai performa terbaiknya.

Kendati demikian, olahraga atau latihan tanpa istirahat atau pemulihan yang cukup, latihan berlebihan justru bisa menjadi bumerang bagi mereka.

Terlalu banyak beban atau jadwal latihan memberi efek fisik dan psikologis bagi atlet atau binaragawan.

Untuk itu, diperlukan istirahat dan masa pemulihan, termasuk dengan hidrasi dan nutrisi yang tepat.

Baca juga: Manfaat dan Jenis Olahraga yang Cocok untuk Penderita Diabetes

Gejala sindrom overtraining

Ada sejumlah gejala sindrom overtraining yang harus diwaspadai agar Anda tahu batas kemampuan fisik dan tidak lupa untuk beristirahat.

Beberapa gejala sindrom overtraining yang paling umum meliputi:

  1. Sering mengalami cedera otot atau sakit kepala
  2. Penurunan nafsu makan atau penurunan berat badan
  3. Merasa tertekan, cemas, murung, atau mudah tersinggung
  4. Susah tidur atau insomnia
  5. Denyut atau irama jantung tidak teratur
  6. Kelelahan kronis
  7. Kurang energi, merasa tenaganya terkuras
  8. Kehilangan antusiasme terhadap olahraga, atau berkurangnya daya saing
  9. Melemahnya sistem imun: sering flu, pilek, atau skait tenggorokan
  10. Masalah reproduksi
  11. Sulit berkonsentrasi

Atlet senior berisiko mengalami frustrasi dan ingin menyerah sebelum mencapai performa puncaknya akibat sindrom overtraining.

Sementara itu, atlet muda atau orang yang baru senang berolahraga bisa menjadi putus asa dan malas kembali workout.

Untuk itu, apabila mengenali atau merasakan gejala overtraining, segeralah berkonsultasi dengan trainer kebugaran Anda.

Baca juga: 5 Makanan Bergizi yang Sebaiknya Dikonsumsi Sebelum Olahraga

Cara mencegah sindrom overtraining

Setiap orang perlu menyiapkan beragam variasi latihan dan meluangkan wkatu untuk pemulihan agar tidak mengalami sindrom overtraining.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau