KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi adalah salah satu penyakit kronis yang bisa membahayakan jiwa.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 1,28 miliar orang berusia antara 30 dan 79 tahun hidup dengan tekanan darah tinggi.
Salah satu pemicu tekanan darah tinggi adalah kurangnya tidur malam.
Umumnya, orang dewasa perlu tidur sekitar tujuh hingga sembilan jam setiap malam agar tetap sehat.
Faktanya, banyak orang lebih memilih mengorbankan waktu tidur demi pekerjaan atau sekadar menonton film kesayangan.
Baca juga: 13 Tanda-tanda Anemia pada Anak yang Bisa Berbahaya
Kita semua tahu bahwa kurang tidur bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Tidur adalah bagian integral dari kesehatan jantung.
Ahli jantung Ashish Sarraju mengatakan bahwa kurangnya kuantitas dan kualitas tidur berkaitan erat dengan tekanan darah yang buruk.
Dengan kata lain, kurang tidur merupakan salah satu dari banyak faktor risiko yang berkontribusi terhadap hipertensi.
Sarraju mengatakan bahwa tidur memungkinkan terjadinya penurunan tekanan darah, yang dikenal dengan istilah nocturnal dipping.
Saat kita tidur, kata Sarraju, tekanan darah turun sekitar 10 persen. Hal ini berkaitan dengan ritme sirkadian tubuh.
Jika kita tidak tidur nyenyak atau kurang tidur, maka nocturnal dipping tidak akan terjadi.
Hal inilah yang akan memicu peningkatan tekanan darah atau hipertensi dan penyakit kardiovaskular.
Tentu saja, tidak setiap orang yang hidup dengan hipertensi memiliki gangguan tidur.
Bagi sebagian besar orang, sulit tidur adalah efek samping dari kehidupan sehari-hari, seperti lingkungan yang berisik, memiliki bayi, atau harus bekerja shift malam.
“Tidur yang nyenyak bergantung pada begitu banyak faktor eksternal, beberapa di antaranya mungkin tidak berada dalam kendali pasien,” ucap Sarraju.
Baca juga: Bukan Banyak Makan, Ini 6 Penyebab Obesitas pada Remaja menurut Dokter
Agar Anda bisa mendapatkan tidur yang nyenyak, Anda bisa menerapkan praktik sleep hygiene. Berikut cara melakukan sleep hygiene agar bisa tidur nyenyak: