KOMPAS.com - Tekanan darah yang berada jauh di atas kisaran normal disebut dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi ketika tekanan sistolik berada di angka 130 mmHg atau lebih, sementara tekanan diastolik 80 mmgHg atau di atasnya.
Kita dapat mengalami lonjakan tekanan darah sementara yang dipicu oleh beberapa faktor, termasuk kehamilan.
Baca juga: Apa yang Terjadi jika Ibu Hamil Mengalami Hipertensi?
Lonjakan tekanan darah pada ibu hamil bisa terjadi dalam beberapa waktu atau berkelanjutan. Kondisi ini disebut dengan hipertensi kronis.
Artikel ini akan membahas apa itu hipertensi kronis pada ibu hamil, gejala, dan penyebabnya.
Dikutip dari Healthline pada Sabtu (18/2/2023), tekanan darah tinggi yang terjadi berkelanjutan atau sering kambuh disebut dengan hipertensi kronis.
Hipertensi kronis disebut juga dengan hipertensi esensial atau hipertensi primer. Wanita hamil merupakan salah satu kelompok orang yang berisiko tinggi mengalami hipertensi kronis.
Wanita yang mengalami hipertensi kronis umumnya memiliki tekanan darah di atas 140/90 mmHg.
Hipertensi kronis dapat terjadi sebelum hamil atau ketika kehamilan belum genap 20 minggu dan terus berlanjut selama kehamilan hingga setelah persalinan.
Baca juga: 5 Bahaya Kelebihan Garam, Bukan Cuma Hipertensi
Hipertensi kronis berbeda dari masalah akibat tekanan darah tinggi yang terkait dengan kehamilan, termasuk preeklamsia dan hipertensi gestasional.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.