KOMPAS.com - Kanker paru-paru adalah penyakit serius yang bisa menyebabkan sejumlah komplikasi.
Kanker paru-paru di Indonesia adalah jenis kanker nomor satu penyebab kematian.
Berdasarkan data Global Burden of Cancer (Globocan) Maret 2021, angka kematian karena kanker paru-paru mencapai 30.843 dari 234.511 total kasus kematian karena 35 jenis kanker.
Baca juga: Apa yang Dirasakan Penderita Kanker Paru-paru?
Penyakit ini paling banyak terjadi pada laki-laki (20,1 persen) dari pada perempuan (6,2 persen).
Dikutip dari Kementerian Kesehatan RI, kasus kanker paru-paru meningkat saat usia 70 tahun dan relatif rendah pada usia di bawah 40 tahun.
Artikel ini akan mengulas secara ringkas sejumlah komplikasi kanker paru-paru yang harus Anda waspadai.
Baca juga: 12 Tanda-tanda Kanker Paru-paru Stadium Awal yang Harus Diwaspadai
Dikutip dari Verywell Health, beberapa dari masalah komplikasi kanker ini terkait dengan perkembangan penyakit saat menyebar dan memengaruhi organ lain.
Sebagian komplikasi dapat disebabkan atau diperburuk oleh terapi yang digunakan untuk mengobati kanker paru-paru, seperti kemoterapi dan terapi radiasi.
Dikutip dari Lung Cancer Center, macam komplikasi kanker paru-paru meliputi berikut:
Kanker dapat tumbuh di area yang menyumbat saluran udara, saluran sempit, dan menyebabkan kesulitan bernapas. Kondisi ini dikenal sebagai dispnea.
Hemoptisis adalah kondisi di mana darah keluar dari paru-paru atau saluran bronkial saat Anda meludah atau batuk.
Kurang dari 10 persen masalah hemoptisis dianggap masif.
Baca juga: Gejala Kanker Paru-paru Stadium Akhir
Saat tumor menyebar ke saraf di leher atau wajah, sindrom Horner bisa berkembang.
Komplikasi kanker paru-paru ini ditandai dengan kelopak mata yang kendur, pupil yang menyusut, dan kurangnya keringat di satu sisi wajah.
Sekitar 15 persen penderita kanker paru-paru umum mengembangkan kadar kalsium yang tinggi dalam darah. Ini dikenal sebagai hiperkalsemia.
Gejala komplikasi kanker paru-paru ini dapat mencakup muntah, kehilangan nafsu makan, kelelahan, dan depresi. Namun, beberapa penderitanya tidak menunjukkan gejala.
Kanker paru-paru bisa menyebar secara masif, sehingga tubuh Anda mulai menahan air.
Jika itu terjadi dan kadar natrium turun terlalu jauh, hiponatremia dapat terjadi.
Gejala komplikasi ini bisa berupa kebingungan dan kelelahan. Gejala lain yang jarang terjadi adalah kejang.
Baca juga: 10 Tanda-tanda Kanker Paru-paru Stadium 4 yang Harus Diwaspadai
Ketika tumor paru-paru terbentuk, mereka menyerang ruang antara paru-paru dan dinding dada (area pleural) dan memenuhinya.
Ketika kondisi itu terjadi, cairan yang berlebihan dapat memenuhi ruang tersebut, menyebabkan komplikasi kanker paru-paru yang disebut efusi pleura.
Efusi pleura dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di dada dan sesak napas.
Ada beberapa prosedur yang dapat dilakukan dokter Anda untuk mengeringkan cairan dan menghentikannya menumpuk kembali.
Ketika tumor telah menyerang saraf yang menjalar dari leher ke bahu/lengan (pleksus brakialis), sindrom Pancoast dapat berkembang.
Gejala kondisi ini bisa berupa lengan atau tangan mati rasa, lemah, atau nyeri.
Baca juga: Apakah Kanker Paru-paru Bisa Disembuhkan?
Jika tumor mencapai sumsum tulang belakang dan menyebabkan tekanan berlebihan, kompresi sumsum tulang belakang dapat terjadi.
Ini adalah keadaan darurat medis, jadi jika Anda mulai merasakan mati rasa di jari tangan dan kaki, kesulitan berjalan, atau mengalami inkontinensia, segeralah pergi ke rumah sakit.
Ketika penyakit telah menyebar terlalu jauh, tumor dapat menekan vena hingga menyebabkan penyumbatan (SCVS).
Komplikasi kanker paru-paru ini terjadi pada kurang dari 3,8 persen pasien dengan tumor paru-paru.
Anda harus segera mengunjungi dokter, jika Anda menemukan pembengkakan di wajah atau tubuh bagian atas karena ini merupakan situasi medis darurat.
Gejala lain termasuk batuk kronis dan sesak napas.
Baca juga: Harapan Hidup Penderita Kanker Paru-paru
Ketika tumor kanker paru-paru mengambil ruang dan memenuhi area tertentu di tubuh, penyakit ini dapat menyebabkan area tersebut tidak berfungsi.
Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan lebih lanjut, seperti menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan pembekuan darah (tromboemboli vena).
Kondisi ini ada dua jenis, yaitu deep vein thrombosis (DVT) ketika gumpalan darah menuju ke pembuluh darah yang lebih dalam seperti kaki.
Jenis kedua, VTE, terjadi ketika bekuan pecah dan menuju ke paru-paru. Kondisi ini juga dikenal sebagai emboli paru.
Kemoterapi terkadang dapat menyebabkan toksisitas paru-paru.
Komplikasi kanker paru-paru ini memiliki gejala yang meliputi batuk, demam, sesak napas, dan hipoksemia (oksigen rendah dalam darah).
Baca juga: Apakah Kanker Paru-paru Menular?
Kadang-kadang dokter dapat menggunakan pengangkatan kelenjar getah bening melalui pembedahan atau radiasi untuk pengobatan.
Saat perawatan ini diberikan, pembengkakan yang menyakitkan dapat terjadi karena cairan limfatik menumpuk karena kurangnya sirkulasi (limfedema).
Kemoterapi terkadang dapat menyebabkan mati rasa atau kesemutan pada tangan dan kaki, yang disebut sebagai neuropati perifer.
Jika tumor menyebar cukup jauh hingga merusak saraf, penyakit ini juga bisa menyebabkan neuropati.
Baca juga: 8 Cara Mengobati Kanker Paru-paru yang Perlu Diketahui
Perawatan kemoterapi dan radiasi tidak dapat membedakan antara sel sehat dan sel kanker.
Ketika ini terjadi, sel darah putih dan sel kanker terbunuh, menyebabkan neutropenia atau risiko infeksi yang lebih tinggi karena sel darah putih melawan infeksi.
Dokter dapat meresepkan antibiotik untuk mengatasi masalah ini.
Radiasi terkadang dapat menyebabkan infeksi paru-paru pernapasan bagian atas.
Ketika satu atau kedua paru-paru meradang, pneumonia dapat terjadi.
Lebih khusus lagi, komplikasi ini terjadi ketika kantung udara paru-paru (alveoli) terisi cairan atau nanah.
Komplikasi kanker paru-paru ini menyebabkan gejala mirip flu, seperti batuk parah, demam, dan lemas yang bisa berlangsung selama berminggu-minggu.
Baca juga: 10 Cara Mencegah Kanker Paru-paru yang Penting Diketahui
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.